Sedekah Untuk Putra- Putri- Menantu Yang Telah Wafat
Sedekah Untuk Putra- Putri- Menantu Yang Telah Wafat
Nenek kami, Nyai Hj Mamnunah (istri Kiai Yahya Syabrowi. Kami meyakini beliau umurnya lebih 100 tahun. Sebab almarhum Abah saya selaku anak sulung andaikan hidup saat ini berusia 85 tahun), terbiasa melakukan sedekah makanan untuk putra-putrinya yang telah wafat. Beliau memiliki 12 anak. Saat ini yang masih hidup tersisa 5, yang lainnya telah wafat mendahului beliau. Kemarin, beliau bersedekah makanan untuk menantu beliau, Hj Maftuhah, ibu saya yang wafat 3 tahun lalu.
Di keluarga Madura, tradisi ini disebut dengan "Rebhe". Di lingkungan Jawa dikenal dengan nama "Kendurenan". Apakah ada tuntunan dalam Islam? Ada. Kami memahaminya dari hadis berikut:
ï»ÂïºÂﺑﻤﺎ ﺫﺑﺢ اﻟﺸﺎﺓ ﺛﻢ ﻳﻘﻄﻌﻬﺎ ﺃﻋﻀﺎء، ﺛﻢ ﻳﺒﻌﺜﻬﺎ ﻓﻲ ﺻﺪاﺋﻖ ﺧﺪﻳﺠïºâ€
Aisyah berkata: "Terkadang Nabi menyembelih kambing lalu memotong beberapa bagian dan membagikan kepada teman-teman Khadijah" (HR Bukhari)
Ulama Salafi di Arab juga menjelaskan hadis ini sebagai sedekah atas nama orang yang telah wafat:
كَانَ النَّبÙÂيّ٠صلى الله عليه وسلم ÙŠÙŽÙÂْعَلÙÂه٠مÙÂنْ ذَبْØÂ٠الذَّبÙÂيْØÂَة٠وَالتَّصَدّÙÂق٠بÙÂهَا عَنْ خَدÙÂيْجَةَ رَضÙÂÙŠÙŽ الله٠عَنْهَا بَعْدَ ÙˆÙŽÙÂَاتÙÂهَا ÙÂَقَالَ: طَبْعًا هَذَا Ù…ÙÂÙ†ÙŽ الصَّدَقَة٠نَعَمْ ÙŠÙÂؤْخَذ٠مÙÂنْه٠اَنَّه٠يَتَصَدَّق٠عَن٠الْمَيّÙÂت٠اÙÂمَّا بÙÂÙ„ÙŽØÂْم٠وَاÙÂمَّا بÙÂطَعَام٠وَاÙÂمَّا بÙÂÙ†ÙÂÙ‚ÙÂوْد٠اَوْ بÙÂمَلاَبÙÂسَ يَتَصَدَّق٠عَن٠الْمَيّÙÂت٠هَذَا Ù…ÙÂÙ†ÙŽ الصَّدَقَة٠عَنْه٠اَوْ بÙÂاÙÂضْØÂÙÂيَّة٠عَنْه٠ÙÂÙÂيوَقْت٠اْلاÙÂضْØÂÙÂيَّة٠هَذَا ÙƒÙÂلّÙÂه٠مÙÂÙ†ÙŽ الصَّدَقَة٠عَن٠الْمَيّÙÂت٠يَدْخÙÂل٠ÙÂÙÂيْه٠(ÙÂتاوى الاØÂكام الشرعية رقم 9661)
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallama melakukan penyembelihan hewan dan menyedekahkannya untuk Khadijah setelah wafatnya. Syaikh berkata: "Secara watak ini adalah sedekah. Dari dalil ini dapat diambil kesimpulan bahwa boleh bersedekah atas nama mayit baik berupa daging, makanan, uang atau pakaian, ini adalah sedekah, atau dengan qurban saat Idul Adlha. Kesemua ini adalah sedekah atas nama mayit†(Syekh Shaleh Fauzan, Fatawa al-Ahkam asy-Syar’iyah No 9661)
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin