Kedustaan Kongres Athari Terhadap Perkataan Imam Bukhari
ðŸâ€Â° KEDUSTAAN KONGRES ATHARI TERHADAP PERKATAAN AL IMAM AL BUKHARI
Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.
Menurut akun Mujassimah Kongres Athari ini; berlaku pada Allah hal hal yang baharu tapi hal hal baharu tersebut tidak sama dengan baharunya makhluk dan mereka berhujjah dengan perkataan Al Imam Al Bukhari dibawah ini;
Al Imam Al Bukhari (W 256 H) mengatakan:
وأنØÂدثه لا يشبه ØÂدث المخلوقيÙâ€
Artinya: Bahwasanya kebaharuan-nya tidak menyerupai kebaharuan-nya para makhluk.
[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 13/505]
Izinkanlah kami uraikan kebenaran ini menjadi dua bagian;
1. MENCERITAKAN TENTANG TURUNNYA AL QURAN BUKAN MENCERITAKAN AL QURAN ITU SENDIRI.
Perkara baharu yang dimaksud oleh Al Imam Al Bukhari adalah perkara diturunkan nya Al Quran maksudnya dalam segi datangnya Al Quran itu sendiri kemuka bumi. Perkara datangnya Al Quran itulah yang baharu yang dimaksud oleh Al Imam Al Bukhari bukan Al Quran nya yang baharu. Jadi, beliau sedang menjelaskan kejadian turunnya Al Quran bukan menjelaskan Al Quran itu sendiri. Itulah sebabnya kenapa Al Imam Al Bukhari sebelum mengatakan begitu beliau mengawali nya dengan mencantumkan Surah Al Anbiya' ayat 2 dan surah Attalaq ayat 1.
Silahkan dicek tafsir surah Al Anbiya' ayat 2 itu.
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:
مَا يَأْتÙÂيهÙÂÙ… مّÙÂنذÙÂكْر٠مّÙÂنرَّبّÙÂÙ‡ÙÂÙ… مّÙÂØÂْدَثÙÂ
Artinya: Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka.
[Surah Al Anbiya' ayat 2]
Al Imam Ibnu Rahawaih (W 238 H) menjelaskan ayat diatas:
وقال ابنراهويه : قديم منرب العزة Ù…ØÂدث إلى أهل الأرض.
Artinya: Ibnu Rahawaih mengatakan: Qadim dari tuhan yang mulia dan baharu untuk penduduk bumi.
[Al Bahru Al Maddiid Libni Ajibah: 4/326]
Al Imam Al Baihaqi (W 458 H) mengatakan:
قد ÙŠØÂتمل أنيكونتنزيله إلينا هو المØÂدث لا الذكر Ù†ÙÂسه هو المØÂدث.
Artinya: Sungguh ayat itu membawa tentang diturunkan nya Al Quran kepada kita yaitu baharu bukan menyebutkan Al Quran itu sendiri yang Baharu.
[Asma' Wa Assifat: 1/583]
Al Imam Al Baghawi (W 516 H) mengatakan:
وقوله تعالى: ( ما يأتيهم منذكر منربهم Ù…ØÂدث ) ØŒ ليس ذلك ØÂدث الخلق، إنما هو ØÂدوث أمر
Artinya: Firman-nya Allah taala: Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka. Bukanlah itu seperti kebaharuan makhluk tapi ia adalah kebaharuan perkara.
[Syarhus Sunnah: 182]
Al Imam Abil Qasim Al Asbahani (W 535 H) mengatakan:
ÙÂالجواب : أيمØÂدث التنزيل
Artinya: Jawabannya adalah kebaharuan tanzil (diturunkan nya Al Quran).
[Al Hajjah Fii Bayan Al Mahajjah: 1/398]
Al Imam Ibnu 'Arabi (W 543 H) menjelaskan juga ayat diatas:
ولكنه أراد Ù…ØÂدث النزول اليهم به والأعلام لهم بما ÙÂيه
Artinya: Akan tetapi muhdast yang dimaksud adalah kebaharuan nuzul kepada mereka dan menginformasikan dengan apa apa yang ada didalam nya pada mereka.
[Aridah Al Ahwadzi: 10/22]
Al Imam Al Qurtubi (W 671 H) menjelaskan:
يريد ÙÂيالنزول وتلاوة جبريل على النبÙÅ
Artinya: Maksudnya soal diturunkan nya Al Quran dan pembacaan nya Jibril kepada nabi.
[Mukhtasar Tafsir Al Qurtubi: 3/124]
Al Imam Ibnu Adil Al Hanbali (W 880 H) mengatakan:
أي: Ù…ØÂدث إنزاله ÙÂهو Ù…ØÂدث ÙÂيالتنزيل
Artinya: Maksudnya Baharu diturunkannya.
[Allubab Fii Ulum Al Kitab: 15/6]
Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani (W 852 H) mengatakan:
وقوله ما يأتيهم منذكر منربهم Ù…ØÂدث ) ÙÂالمراد أنتنزيله إلينا هو المØÂدث لا الذكر Ù†ÙÂسه
Artinya: Firman-nya Allah taala: Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka. Maksudnya adalah Allah menurunnya (Al Quran) kepada kita dan turunnya Al Quran itu Baharu bukan menyebutkan Al Quran itu sendiri.
[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 13/563]
Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani (W 852 H) mengatakan:
هنا الØÂدث بالنسبة للإنزال
Artinya: Al Hadast disini (Maksudnya Baharu yang dikatakan oleh Imam Al Bukhari) merupakan nisbah kepada inzal (turunnya Al Quran).
[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 13/506]
Al Imam Al Qadhi Al Qaddah Abi Assu'ud (W 951 H) mengatakan:
أيمØÂدث تنزيله
Artinya: Maksudnya Baharu diturunkannya.
[Tafsir Abi Assu'ud: 6/54]
Al Imam Assyaukani (W 1250 H) mengatakan:
ÙÂالمعنى Ù…ØÂدث تنزيله
Artinya: Maknanya Baharu diturunkannya Al-Qur'an.
[Fathul Qadir: 2/106]
Jadi, ayat yang dibawa oleh Al Imam Al Bukhari menunjukkan tentang kebaharuan turunnya Al Quran sebab Al Quran diturunkan satu persatu dalam ayat-ayat nya. Sehingga, perkara baharu yang dimaksud oleh Al Imam Al Bukhari adalah tentang turunnya Al Quran ke muka bumi sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh gurunya sendiri yakni Ishaq bin Rahawaih bukan perkara baharu yang berlaku pada dzat Allah Subhanahu Wa Taala.
Selesai
© ID Cyber aswaja.
NB: Dilarang untuk merubah sumber yang telah diterbitkan tanpa adanya izin resmi dari tim ID Cyber aswaja dan penulis tanpa terkecuali.
Sumber FB : ID Cyber Aswaja