Syubhat Wahhabi Tentang Tabaruk
SYUBHAT WAHHABI TENTANG TABARRUK
Kalangan yang anti tabarruk, tawassul, dan semacamnya seringkali ketika mereka terbentur dengan hadits-hadits atau amaliah para ulama salaf dan khalaf yang bertentangan dengan pendapat mereka, mereka mengatakan:
1. Hadits-hadits tentang tabarruk dan tawassul ini khusus berlaku kepada Rasulullah!.
2. Mereka, para ulama tersebut melakukan perbuatan yang tidak ada dalilnya, dengan demikian harus ditolak, siapa-pun orang tersebut!.
Jawab:
1. Kita katakan kepada mereka: Adakah dalil yang mengkhususkan tabarruk, tawassul dan istighotsah hanya kepada Rasulullah saja?!
Mana dalil kekhususan (Khushushiyyah) tersebut?! Apakah setiap ada hadits yang bertentangan dengan pendapat kalian, kemudian kalian katakan bahwa khusus berlaku kepada Rasulullah saja?!
Mari kita lihat berikut ini pemahaman para ulama kita tentang hadits-hadits tabarruk dan semacamnya, bahwa mereka memahaminya tidak hanya khusus kepada Rasulullah saja.
👳Al-Imam Ibn Hibban (w 354 H) dalam kitab Shahih-nya menuliskan sebagai berikut:
بَاب٠ذÙÂكْر٠إÙÂبَاØÂَة٠التَّـبَرّÙÂك٠بÙÂوَضÙÂوْء٠الصَّالÙÂØÂÙÂيْنَ Ù…ÙÂنْ أَهْل٠العÙÂلْم٠إÙÂذَا كَانÙÂوْا Ù…ÙÂتَّبÙÂعÙÂيْنَ Ù„ÙÂسÙÂنَن٠الْمÙÂصْطَÙÂÙŽÙ‰ صَلَّى الله٠عَليْه وَسَلّمَ، عَنْ ابْن٠أَبÙÂيْ جÙÂØÂَيْÙÂَةَ، عَنْ أَبÙÂيْه٠قَالَ: رَأَيْت٠رَسÙÂوْلَ الله٠صَلَّى الله٠عَليْه وَسَلّمَ ÙÂÙÂيْ Ù‚ÙÂبَّة٠ØÂَمْرَاءَ وَرَأَيْت٠بÙÂلاَلاً أَخْرَجَ وَضÙÂوْءَه٠ÙÂَرَأَيْت٠النَّاسَ يَبْتَدÙÂرÙÂوْنَ وَضÙÂوْءَه٠يَتَمَسَّØÂÙÂوْنَ.
“Bab menyebutkan kebolehan tabarruk dengan bekas air wudlu orang-orang saleh dari kalangan para ulama, jika mereka memang orang-orang mengikuti sunnah-sunnah Rasulullahâ€Â. Dari Ibn Abi Juhaifah, dari ayahnya, bahwa ia berkata: Aku melihat Rasulullah di Qubbah Hamra’, dan aku melihat Bilal mengeluarkan air wudlu Rasulullah, kemudian aku melihat banyak orang memburu bekas air wudlu tersebut, mereka semua mengusap-usap dengannyaâ€Â.
Dalam teks di atas sangat jelas bahwa Imam Ibn Hibban memahami tabarruk sebagai hal yang tidak khusus kepada Rasulullah saja, tetapi juga berlaku kepada al-Ulama al-‘Amilin.
Karena itu beliau mencantumkan hadits tentang tabarruk dengan air bekas wudlu Rasulullah di bawah sebuah bab yang beliau namakan: “Bab menyebutkan kebolehan tabarruk dengan bekas air wudlu orang-orang saleh dari kalangan para ulama, jika mereka memang orang-orang mengikuti sunnah-sunnah Rasulullahâ€Â.
Sumber FB : Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Riau: Aqidah Asy'afiyyaah wal Matudiriyyah