Dalil acara HAUL
Dalil acara HAUL
Nabi Muhammad sangat mencintai istri pertamanya Khadijah binti Khuwailid, bahkan setelah kematian Khadijah dan sudah menikahi beberapa istri pun, Nabi masih kerap mengingat dan bercerita tentang Khadijah.
Hal itu hingga menimbulkan kecemburuan di hati Aisyah sebagai istri termuda beliau.
Sebagaimana diriwayatkan di hadits Sahih Bukhori Nomor 3818 (Kalo gak di cantumkan nomornya maka haditsnya palsu kata wahhabiy) sebagai berikut :
ØÂَدَّثَنÙÂيعÙÂمَر٠بْن٠مÙÂØÂَمَّد٠بْن٠ØÂَسَنÙÂØŒ ØÂَدَّثَنَا أَبÙÂÙŠØŒ ØÂَدَّثَنَا ØÂÙŽÙÂْصٌ، عَنْ Ù‡ÙÂشَامÙÂØŒ عَنْ أَبÙÂيهÙÂØŒ عَنْ عَائÙÂشَةَ Ù€ رضى الله عنها Ù€ قَالَتْ مَا غÙÂرْت٠عَلَى Ø£ÙŽØÂَد٠مÙÂنْ Ù†ÙÂسَاء٠النَّبÙÂيّ٠صلى الله عليه وسلم مَا غÙÂرْت٠عَلَى خَدÙÂيجَةَ، وَمَا رَأَيْتÙÂهَا، ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙÂنْ كَانَ النَّبÙÂيّ٠صلى الله عليه وسلم ÙŠÙÂكْثÙÂر٠ذÙÂكْرَهَا، وَرÙÂبَّمَا ذَبَØÂÙŽ الشَّاةَ، Ø«ÙÂمَّ ÙŠÙÂقَطّÙÂعÙÂهَا أَعْضَاءً، Ø«ÙÂمَّ يَبْعَثÙÂهَا ÙÂÙÂيصَدَائÙÂق٠خَدÙÂيجَةَ، ÙÂَرÙÂبَّمَا Ù‚ÙÂلْت٠لَه٠كَأَنَّه٠لَمْ ÙŠÙŽÙƒÙÂنْ ÙÂÙÂيالدّÙÂنْيَا امْرَأَةٌ Ø¥ÙÂلاَّ خَدÙÂيجَةÙÂâ€Â.†ÙÂÙŽÙŠÙŽÙ‚ÙÂول٠إÙÂنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ، وَكَانَ Ù„ÙÂيمÙÂنْهَا وَلَدٌâ€Â.
Aisyah berkata :
"saya tidak pernah merasakan rasa cemburu terhadap istri-istri Nabi, yang melebihi kecemburuanku pada Khadijah, saya tidak pernah bertemu atau melihatnya, tapi Nabi sering menyebut-nyebut namanya, bukan hanya itu, Nabi terkadang menyembelih kambing lalu dipotong-potong dan dimasak dan dibagi-bagikan pada teman2 Khadijah untuk mengenangnya, sampai sampai saya pernah berkata pada Nabi "kayak gak ada wanita lain aja di dunia ini", Nabi lalu bercerita banyak hal tentang khadijah, termasuk anak yang dihasilkan dengannya".
( HR. Bukhori No. 3818 )
Ketika kita kehilangan orang tercinta, semisal orang tua, saudara atau guru, tentu kita bakal sulit tuk melupakannya karna rasa kehilangan yg amat sangat.
Kita boleh bercerita tentang kebaikannya, kita boleh mengenangnya, bahkan kita boleh bersedekah makanan seperti daging kambing atau apapun dengan niat sedekah untuk orang yg kita kenang tadi.
Itulah yang kemudian kita sebut dengan HAUL .
HAUL untuk orang tua, untuk saudara tercinta, atau Haul untuk guru, semua karena kecintaan kita pada mereka.
Jangan khawatir, hal yang demikian juga pernah dilakukan oleh Rasulullah di masa hidupnya.
HAUL itu hanya sekedar sebutan saja, anda tidak menyebutnya Haul juga tidak apa-apa, yang penting hal itu pernah dilakukan oleh Rasulullah, dan setelah itu, baik di Al-qur'an maupun hadits, tidak ada pelarangan terhadap hal itu...
Artinya, Mengenang kematian orang tercinta adalah perbuatan yang sesuai sunnah, sesuai perbuatan manusia terbaik di dunia ini, yang menjadi suri tauladan utama umat Islam, yaitu baginda Nabi tercinta صلى الله عليه وسلم
Sumber FB : Ahlussunah Wal Jama'ah Riau