Empat Kiat Agar Ikhlas Beramal Hanya Untuk Akhirat

EMPAT KIAT AGAR IKHLAS BERAMAL HANYA UNTUK AKHIRAT
Ikhlas beramal shalih hanya mengharapkan akhirat adalah hal yang tidak mudah. Namun kita harus tetap berusaha sungguh-sungguh untuk melakukannya. Di antara kiat agar ikhlas beramal hanya untuk akhirat yaitu:
1. Berdo’a, meminta supaya agar Allah melindungi kita dari menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Doa ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dari Ibnu Umar, ia berkata; jarang Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam berdiri dari majelis kecuali beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya:
اللَّهÙمَّ اقْسÙمْ لَنَا Ù…Ùنْ خَشْيَتÙÙƒÙŽ مَا ÙŠÙŽØÙول٠بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصÙيكَ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ طَاعَتÙÙƒÙŽ مَا ØªÙØ¨ÙŽÙ„Ù‘ÙØºÙنَا بÙه٠جَنَّتَكَ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ الْيَقÙين٠مَا تÙهَوّÙن٠بÙه٠عَلَيْنَا Ù…ÙØµÙيبَات٠الدّÙنْيَا ÙˆÙŽÙ…ÙŽØªÙ‘ÙØ¹Ù’نَا Ø¨ÙØ£ÙŽØ³Ù’مَاعÙنَا وَأَبْصَارÙنَا ÙˆÙŽÙ‚ÙوَّتÙنَا مَا Ø£ÙŽØÙ’يَيْتَنَا ÙˆÙŽØ§Ø¬Ù’Ø¹ÙŽÙ„Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù’ÙˆÙŽØ§Ø±ÙØ«ÙŽ Ù…Ùنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’نَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ Ù…ÙØµÙيبَتَنَا ÙÙÙŠ دÙينÙنَا وَلَا تَجْعَلْ الدّÙنْيَا أَكْبَرَ هَمّÙنَا وَلَا مَبْلَغَ عÙلْمÙنَا وَلَا ØªÙØ³ÙŽÙ„Ù‘ÙØ·Ù’ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْØÙŽÙ…Ùنَا
Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah keyakinan yang meringankan musibah di dunia. Berilah kenikmatan kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami, serta kekuatan kami selama kami hidup, dan jadikan itu sebagai warisan dari kami, dan jadikan pembalasan atas orang yang menzalimi kami, dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai impian kami terbesar, serta pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami. (HR. Tirmidzi: 3502)
2. Mengetahui hakihat hidup dunia dan akhirat. Kita harus banyak membaca ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits tentang hakikat dunia dan akhirat. Diantara hadits yang menggambarkan hakikat sebenarnya dari dunia yaitu hadits yang diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ مَرَّ Ø¨ÙØ§Ù„سّÙوق٠دَاخÙلًا Ù…Ùنْ بَعْض٠الْعَالÙيَة٠وَالنَّاس٠كَنَÙَتَه٠Ùَمَرَّ Ø¨ÙØ¬ÙŽØ¯Ù’ي٠أَسَكَّ Ù…ÙŽÙŠÙ‘ÙØªÙ Ùَتَنَاوَلَه٠Ùَأَخَذَ Ø¨ÙØ£ÙذÙÙ†ÙÙ‡Ù Ø«Ùمَّ قَالَ أَيّÙÙƒÙمْ ÙŠÙØÙØ¨Ù‘٠أَنَّ هَذَا Ù„ÙŽÙ‡Ù Ø¨ÙØ¯Ùرْهَم٠ÙَقَالÙوا مَا Ù†ÙØÙØ¨Ù‘٠أَنَّه٠لَنَا Ø¨ÙØ´ÙŽÙŠÙ’ء٠وَمَا نَصْنَع٠بÙه٠قَالَ Ø£ÙŽØªÙØÙØ¨Ù‘Ùونَ أَنَّه٠لَكÙمْ قَالÙوا وَاللَّه٠لَوْ كَانَ ØÙŽÙŠÙ‘ًا كَانَ عَيْبًا ÙÙÙŠÙ‡Ù Ù„ÙØ£ÙŽÙ†Ù‘َه٠أَسَكّ٠ÙَكَيْÙÙŽ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ Ù…ÙŽÙŠÙ‘ÙØªÙŒ Ùَقَالَ Ùَوَاللَّه٠لَلدّÙنْيَا أَهْوَن٠عَلَى اللَّه٠مÙنْ هَذَا عَلَيْكÙمْ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melintas masuk ke pasar seusai pergi dari tempat-tempat tinggi sementara orang-orang berada disisi beliau. Beliau melintasi bangkai anak kambing dengan telinga melekat, beliau mengangkat telinganya lalu bersabda: “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham?†mereka menjawab: Kami tidak mau memilikinya, untuk apa? Beliau bersabda: “Apa kalian mau (bangkai) ini milik kalian?†mereka menjawab: Demi Allah, andai masih hidup pun ada cacatnya karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam keadaan sudah mati? Beliau bersabda: “Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah melebihi (bangkai) ini bagi kalian.†(HR. Muslim: 2957)
Juga hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ÙŠÙØ¤Ù’تَى Ø¨ÙØ£ÙŽÙ†Ù’عَم٠أَهْل٠الدّÙنْيَا Ù…Ùنْ أَهْل٠النَّار٠يَوْمَ الْقÙيَامَة٠ÙÙŽÙŠÙØµÙ’بَغ٠ÙÙÙŠ النَّار٠صَبْغَةً Ø«Ùمَّ ÙŠÙقَال٠يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطّ٠هَلْ مَرَّ بÙÙƒÙŽ نَعÙيمٌ قَطّ٠ÙÙŽÙŠÙŽÙ‚Ùول٠لَا وَاللَّه٠يَا Ø±ÙŽØ¨Ù‘Ù ÙˆÙŽÙŠÙØ¤Ù’تَى Ø¨ÙØ£ÙŽØ´ÙŽØ¯Ù‘Ù Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ§Ø³Ù Ø¨ÙØ¤Ù’سًا ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا Ù…Ùنْ أَهْل٠الْجَنَّة٠ÙÙŽÙŠÙØµÙ’بَغ٠صَبْغَةً ÙÙÙŠ الْجَنَّة٠ÙÙŽÙŠÙقَال٠لَه٠يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ Ø¨ÙØ¤Ù’سًا قَطّ٠هَلْ مَرَّ بÙÙƒÙŽ Ø´ÙØ¯Ù‘َةٌ قَطّ٠ÙÙŽÙŠÙŽÙ‚Ùول٠لَا وَاللَّه٠يَا رَبّ٠مَا مَرَّ بÙÙŠ Ø¨ÙØ¤Ù’سٌ قَطّ٠وَلَا Ø±ÙŽØ£ÙŽÙŠÙ’ØªÙ Ø´ÙØ¯Ù‘َةً قَطّÙ
“Orang termewah sedunia yang termasuk penghuni neraka didatangkan pada hari kiamat lalu dicelupkan sekali ke neraka, setelah itu dikatakan padanya: ‘Wahai anak cucu Adam, apa kau pernah melihat kebaikan sedikit pun, apa kau pernah merasakan kenikmatan sedikit pun? ‘ ia menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb.’ Kemudian orang paling sengsara didunia yang termasuk penghuni surga didatangkan kemudian ditempatkan di surga sebentar, setelah itu dikatakan padanya: ‘Hai anak cucu Adam, apa kau pernah melihat kesengsaraan sedikit pun, apa kau pernah merasa sengsara sedikit pun? ‘ ia menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb, aku tidak pernah merasa sengsara sedikit pun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan pun’.†(HR. Muslim: 2807)
Sehingga dengan mengetahui hal ini kita lebih fokus mengharapkan ganjaran akhirat.
3. Beramal sembunyi-sembunyi. Memang beramal itu boleh secara terang-terangan dan secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi beramal secara sembunyi itu lebih dapat menjaga keikhlasan niat. Allah berfirman:
إنْ ØªÙØ¨Ù’دÙوا الصَّدَقَات٠ÙÙŽÙ†ÙØ¹Ùمَّا Ù‡ÙÙŠÙŽ Û– ÙˆÙŽØ¥ÙÙ† ØªÙØ®Ù’ÙÙوهَا ÙˆÙŽØªÙØ¤Ù’تÙوهَا الْÙÙقَرَاءَ ÙÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ خَيْرٌ لَّكÙمْ Ûš ÙˆÙŽÙŠÙÙƒÙŽÙÙ‘ÙØ±Ù عَنكÙÙ… مّÙÙ† Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¦ÙŽØ§ØªÙÙƒÙمْ Û— وَاللَّه٠بÙمَا تَعْمَلÙونَ خَبÙيرٌ
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 271)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebutkan tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah, diantara mereka adalah orang yang beramal dalam keadaan sembunyi-sembunyi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ ÙŠÙØ¸ÙلّÙÙ‡Ùمْ اللَّه٠ÙÙÙŠ ظÙلّÙه٠يَوْمَ لَا ظÙلَّ Ø¥Ùلَّا ظÙلّÙه٠الْإÙمَام٠الْعَادÙل٠وَشَابٌّ Ù†ÙŽØ´ÙŽØ£ÙŽ ÙÙÙŠ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽØ©Ù رَبّÙه٠وَرَجÙÙ„ÙŒ قَلْبÙÙ‡Ù Ù…ÙØ¹ÙŽÙ„Ù‘ÙŽÙ‚ÙŒ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽØ³ÙŽØ§Ø¬ÙØ¯Ù وَرَجÙلَان٠تَØÙŽØ§Ø¨Ù‘َا ÙÙÙŠ اللَّه٠اجْتَمَعَا عَلَيْه٠وَتَÙَرَّقَا عَلَيْه٠وَرَجÙÙ„ÙŒ طَلَبَتْه٠امْرَأَةٌ Ø°ÙŽØ§ØªÙ Ù…ÙŽÙ†Ù’ØµÙØ¨Ù وَجَمَال٠Ùَقَالَ Ø¥ÙنّÙÙŠ أَخَاÙ٠اللَّهَ وَرَجÙÙ„ÙŒ تَصَدَّقَ أَخْÙÙŽÙ‰ ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ لَا تَعْلَمَ Ø´ÙمَالÙه٠مَا تÙنْÙÙÙ‚Ù ÙŠÙŽÙ…ÙينÙه٠وَرَجÙÙ„ÙŒ ذَكَرَ اللَّهَ خَالÙيًا ÙÙŽÙَاضَتْ عَيْنَاهÙ
Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.†(HR. Bukhari: 660, Muslim: 1031)
4. Berteman dengan orang shalih. Orang-orang yang dapat mengingatkan kita tentang tujuan hidup kita, dan hinanya dunia. Dari Al-Hasan rahimahullah, ia berkata:
مَرَّ عÙمَر٠عَلَى مَزْبَلَة٠ÙَاØÙ’تَبَسَ عÙندَهَا، Ùَكَأَنَّه٠شَقَّ عَلَى أَصْØÙŽØ§Ø¨Ùه٠وَتَأَذَّوْا بÙهَا Ùَقَالَ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ : هَذÙه٠دÙنْيَاكÙمْ الَّتÙÙŠ تَØÙ’Ø±ÙØµÙونَ عَلَيهَا
“Umar bin Khattab pernah melewati sebuah tempat sampah, lalu ia berdiam sejenak di sana, sehingga para sahabatnya merasa terganggu dengan baunya, lantas Umar pun berkata kepada mereka, ‘Inilah dunia yang kalian rebutkan.’†(Az-Zuhd Imam Ahmad: 97)
Dari Ibrahim bin Muhammad al-Muntasyir, dia mengatakan:
كَانَ مَسْرÙوقٌ يَرْكَب٠كÙلَّ جÙÙ…ÙØ¹ÙŽØ©Ù بَغْلَةً Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽÙŠÙŽØÙ’Ù…ÙÙ„ÙÙ†ÙÙŠ خَلْÙÙŽÙ‡Ù Ø«Ùمَّ يَأْتÙÙŠ ÙƒÙنَاسَةً Ø¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŠØ±Ø©Ù قَدÙيمَة Ùَيَجْعَل٠عَلَيْهَا بَغْلَتَه٠ثÙمَّ ÙŠÙŽÙ‚Ùول٠: الدّÙنْيَا تَØÙ’تَنَا
Setiap hari Jum’at Masruq biasa menunggang baghal dan memboncengku di belakangnya, kemudian dia mendatangi tempat pembuangan sampah tua di Hirah, lalu dia menaikkan baghalnya ke atasnya kemudian mengatakan: “Dunia ada di bawah kita.†(Hilyah al-Auliya’: 2/96)
Maka carilah orang-orang seperti Umar dan Masruq, orang-orang yang dapat mengingatkan kita tentang hakikat dunia, berteman dengan mereka dan jangan lepaskan, sehingga kita dapat ikhlas beramal hanya untuk mengharapkan ganjaran akhirat. Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita sehingga kita bisa beramal ikhlas karena-Nya, tidak mengharapkan dunia.
Aamiin
Wallohua'lam
Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun
22 Mei 2021 pada 19.39 ·