Sabar Dalam Menghadapi Cobaan Dari Istri
Sabar Dalam Menghadapi Cobaan Dari Istri
Hidup adalah teka-teki yang dipenuhi ragam cobaan. Cobaan setiap manusia berbeda beda; ada seseorang yang di uji kesabarannya melalui hartanya, ada yang diuji dengan pekerjaannya, ada pula yang diuji kesabarannya dengan tingkah istrinya.
Tidak ada sebuah ujian dan cobaan, melainkan itu dapat mengangkat derajat seseorang di sisi Allah SAW. Para Ulama menganggap bahwa istri termasuk salah satu ujiannya para Anbiya dan Awliya.
Ka'ab Al-Ahbar pernah menyampaikan:
منصبر على أذى امرأته أعطاه الله تعالى منالأجر ما أعطى أيوب عليه السلام ومنصبرت على سوء خلق زوجها أعطاها الله منالأجر ما أعطى آسية بنت مزاØÂÙ… رضيالله عنها
“Suami yang sabar menghadapi perlakuan buruk istrinya, niscaya Allah akan memberinya ganjaran senilai pahala yang dianugerahkan kepada Nabi Ayub As, dan istri yang sabar atas perlakuan kasar suaminya, kelak ia akan mendapat ganjaran senilai pahala yang telah diberikan kepada Asiyah binti Muzahim Ra (istri Fir'aun).â€Â
قال ØÂجة الإسلام الإمام الغزاليرØÂمه الله تعالى: «الصبر على لسانالنساء مما يمتØÂنبه الأولياء»
Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali berkata: "Sabar terhadap lisan istri merupakan salah satu cobaan para wali.â€Â
وقال الإمام عبد الوهاب الشعرانيرØÂمة الله عليه: «سمعت سيديعلياً الخواص رØÂمه الله يقول : قَلَّ Ø£ØÂد منالأولياء إلا وهو تØÂت ØÂكم امرأته تؤذيه بلسانها وبأÙÂعالها»
Syekh Abdul Wahab As-Sya'rani berkata: "Aku mendengar salah satu ucapan Syekh Ali Al-Khowas, beliau berkata seperti ini: ‘Sedikit sekali ada seorang wali kecuali berada dibawah perintah istri-nya, yang selalu menyakiti-nya dengan lisan dan perbuatan-nya.â€Â
Islam sangat menjunjung tinggi sebuah hubungan pernikahan. Dan sangat menyayangkan terhadap percerai-an didalam rumah tangga. Rasulullah SAW bersabda:
أبغض الØÂلال إلى الله الطلاق
"Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah Talak.â€Â
Rasulullah juga selalu berwasiat kepada ummat-nya agar tidak gampang menyelesaikan masalah rumah tangga dengan talak
روى الإمام مسلم ÙÂيصØÂÙŠØÂه، عنأبيهريرة رضيالله عنه قال: قال رسول الله ï·º: «لا ÙŠÙŽÙÂْرَكْ Ù…ÙÂومنمومنة، إنكره منها Ø®ÙÂلقاً، رضيمنها آخر»
"Tidak diperbolehakan seorang suami membenci istrinya. Jikalau ada satu sifat jelek pada istri, pasti masih ada sifat baik lain-nya yang dia sukai.†(HR. Muslim)
Para ulama sangat tidak menganjurkan talak dan melarang-nya, walaupun itu adalah perintah dari orang tua yang secara hukum asal: segala perintah orang tua itu wajib ditaati.
Fatwa Ulama Tentang Talak Atas Kehendak Orang Tua:
1. Al-Imam Hasan Al-Bashri
وروى أيضا، قال: أخبرنا ØÂماد ابنسلمة عنØÂميد، عنالØÂسنالبصريقال: قيل له: رجلٌ أَمَرَته أمه أنيÙÂطلق امرأته؟ قال الØÂسن: ليس الطلاق منبرها ÙÂيشيء
Imam Hasan Al-Bashri pernah ditanya perihal laki-laki yang diperintahkan ibunya untuk mentalak istrinya, jawaban beliau : "Mentalak istri itu bukan termasuk berbakti kepada orang tua.â€Â
2. Imam Ahmad Bin Hanbal
قال القاضيابنأبييعلى رØÂمه الله ÙÂÙŠ(طبقات الØÂنابلة)ØŒ ÙÂيترجمة سنديأبيبكر الخواتيميالبغدادي: «قال سندي: سأل رجل أبا عبد الله قال: إنّ أبييأمرنيأنأطلق امرأتي؟ قال: لا تÙÂطلقها، قال: أليس عÙÂمر أمر ابنه عبد الله أنيÙÂطلق امرأته؟ قال: ØÂتى يكونأبوك مثل عمر رضيالله عنه
Imam Ahmad Bin Hanbal pun pernah ditanya demikian oleh seorang laki2: "Bapak-ku memerintahkanku untuk mentalak istriku.†Jawab Imam Ahmad: "Jangan kau taati.†Ditimpali oleh laki2 tadi: "Bukankan Sayyidina Umar pernah memerintahkan anak-nya yang bernama Abdullah untuk mentalak istrinya? Jawab Imam Ahmad: "Sampai ayahmu menjadi seperti Umar.â€Â
Beberapa Kisah Tentang Para Nabi, Sahabat, dan Awliya Sang Sabar Menghadapi Istrinya:
1. Nabi Yunus As
قال ØÂجة الإسلام الإمام الغزاليرØÂمه الله : «ÙÂيأخبار الأنبياء عليهم السلام، أنقوماً دخلوا على يونس النبيعليه السلام ÙÂأضاÙÂهم، ÙÂكانيدخل ويخرج ÙÂتؤذيه امرأته، وتستطيل عليه وهو ساكت، ÙÂتعجبوا منذلك، ÙÂقال: لا تعجبوا، ÙÂإنيسألت الله تعالى وقلت٠: ما أنتَ معاقب ليبه ÙÂيالآخرة ÙÂعجله ليÙÂيالدنيا، ÙÂقال: إنعقوبتك بنت ÙÂلانتتزوج بها، ÙÂتزوجت بها وأنا صابر على ما ترونمنها»
Imam Ghozali bercerita tentang Nabi Yunus didalam Ihya'-nya:
Suatu ketika Nabi Yunus didatangi kaum yang hendak bertamu kepadanya. Akhirnya, Nabi Yunus harus rela keluar dan masuk rumah untuk menghormati tamunya, yang dengan sebab itulah Nabi Yunus di bentak dan dimarahi oleh istrinya. Namun Nabi Yunus hanya diam saja, sampai membuat para tamunya terheran-heran.
Sampai akhirnya Nabi Yunus berkata: "Gausah heran, aku selama ini selalu berdoa kepada Allah dengan isi do’a: ‘Ya Allah, apa pun hukuman yang akan Engkau jatuhkan padaku di akhirat, tolong segerakanlah untukku di dunia’. Allah berfirman kepadaku: “Hukumanmu adalah menikah dengan putri si Fulan.†Lalu aku pun menikah dengannya, dan aku bersabar atas apa yang kalian lihat darinya.â€Â
2. Nabi Muhammad SAW
ورويأنه دÙÂعت Ø¥ØÂداهنÙÂيصدر رسول الله ï·º ÙÂزبرتها أمها، ÙÂقال عليه السلام: دعيها ÙÂإنهنيصنعنأكثر منذلك.
Diriwayatkan bahwasanya sebagian istri beliau pernah mendorong dada beliau, sampai hal ini diketahui oleh Ibunda-nya dan hampir mencegah-nya, namun Nabi berkata: "Biarkan saja, dia selama ini sudah melakukan sesuatu yang lebih banyak dari sekedar itu.â€Â
Sayyidah Aisyah juga pernah merasa kesal kepada Rasulullah SAW:
وقالت له مرة ÙÂيكلام غضبت عنده: أنت الذيتزعم أنك نبيالله! ÙÂتبسم رسول الله ﷺ، واØÂتمل ذلك ØÂلماً وكرماً.
وكانيقول لها: إنيلأعرÙÂ٠غضبك منرضاك، قالت: كي٠تعرÙÂه؟ قال : إذا رضيت قلت : لا وإله Ù…ØÂمد، وإذا غضبت قلت : لا وإله إبراهيم، قالت: صدقت، إنما أهجر اسمك»
Beliau berkata kepada Rasulullah SAW: "Oh, engkau ini orang yang mengaku-mengaku sebagai utusan Allah?†Kemudian Rasulullah hanya tersenyum mendengar itu, dan beliau menanggung hal itu dengan kesabaran dan kemurahan hati.
Suatu ketika Rasulullah pernah berkata demikian kepada Sayyidah Aisyah: "Aku bisa mengetahui kemarahanmu dan kesenanganmu.†Dijawab oleh Sayyidah Aisyah: "Bagaimana cara mengetahui-nya?†Dijawab oleh Rasulullah: "Ketika engkau sedang senang, pasti engkau gunakan bentuk sumpah : "Tidak, Demi Tuhan Nabi Muhammad. Namun ketika engkau sedang marah, engkau gunakan bentuk sumpah lain : "Tidak, Demi Tuhan Nabi Ibrahim.†Aisyah berkata: “Benar, aku hanya meninggalkan (menghindari) menyebut namamu.â€Â
Ada juga kisah kecemburuan Sayyidah Aisyah Ra:
كانَ النَّبÙÂيّ٠صَلَّى الله٠عليه وسلَّم عÙÂنْدَ بَعْض٠نÙÂسَائÙÂÙ‡ÙÂØŒ ÙÂَأَرْسَلَتْ Ø¥ÙÂØÂْدَى Ø£ÙÂمَّهَات٠المÙÂؤْمÙÂÙ†ÙÂينَ بÙÂصَØÂÙ’ÙÂَة٠ÙÂÙÂيهَا طَعَامÙÂØŒ ÙÂَضَرَبَت٠الَّتÙÂيالتيصلّى الله عليه وسلَّم ÙÂيبيتها يَدَ الخادمÙÂØŒ ÙÂَسَقَطَت٠الصَّØÂÙ’ÙÂَة٠ÙÂَانْÙÂَلَقَتْ، ÙÂَجَمَعَ النَّبÙÂيصلى الله عليه وسلَّم ÙÂÙŽÙ„ÙŽÙ‚ÙŽ الصَّØÂÙ’ÙÂÙŽØ©ÙÂØŒ Ø«ÙÂمَّ جَعَلَ يَجْمَع٠ÙÂÙÂيهَا الطَّعَامَ الذيكانÙÂيالصØÂÙÂØ© ويقول : غَارَتْ Ø£ÙÂمكم. Ø«ÙÂمَّ ØÂَبَسَ الخَادÙÂÙ…ÙŽ ØÂَتَّى Ø£ÙÂتÙÂÙŠÙŽ بصَØÂÙ’ÙÂَة٠منعند التيهو ÙÂيبيتها، ÙÂَدَÙÂَعَ الصَّØÂÙ’ÙÂَةَ الصَّØÂÙÂÙŠØÂَةَ Ø¥ÙÂÙ„ÙŽÙ‰ الَّتÙÂيكÙÂسÙÂرَتْ صØÂÙÂتها، وأَمْسَكَ المَكْسÙÂورةَ ÙÂÙÂيبَيْت٠الَّتÙÂيكَسَرَتْ
Dari Anas bin Malik: Suatu ketika Rasulullah SAW berada dirumah Sayyidah Aisyah. Lalu salah satu istri beliau, Ummu Salamah, mengirimkan khodimnya untuk membawakan satu piring yang berisi makanan untuk Rasulullah dan para sahabatnya.
Ketika khodim ini sampai dirumah Sayyidah Aisyah, tiba-tiba tangannya di pukul oleh Sayyidah Aisyah, sampai jatuhlah piring berisi makanan itu, dan pecah. Mengetahui itu, Rasulullah langsung mengumpulkan pecahan-pecahan piring dan makanan yang berantakan.
Beliau hanya berkata kepada para Sahabat yang bertamu: "Ibu kalian sedang cemburu"
Kemudian beliau menahan khadim itu untuk keluar hingga didatangkan sebuah piring dari rumah Sayyidah Aisyah yang saat itu beliau berada di rumahnya. Lalu beliau memberikan piring yang utuh kepada khadim tsb, untuk Ummu Salamah, dan menyimpan piring yang pecah itu di rumah Sayyidah Aisyah.â€Â
(HR. Bukhori, No: 5225)
ÙÂإنكانت أمهات المؤمنينرضيالله عنهن، وهنالكاملات العاقلات الÙÂاضلات، يغضبنمنخير الخلق مولانا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم الذيأثنى على عظيم أخلاقه رب العالمينÙÂيكتابه المبين، ويÙÂراجعنه القول ... ÙÂكي٠بمنيبØÂØ« عنزوجة يشترط ÙÂيها منالأخلاق والصÙÂات ما لا تجده إلا ÙÂيالØÂور العينالمقصورات ÙÂيالخيام ÙÂيجنة الخلق والنعيم المقيم!ØŸ
Jika para Ummahatul Mukminin RA -wanita-wanita yang sempurna, bijaksana, dan penuh keutamaan- pernah merasa marah kepada sebaik-baiknya makhluk, Rasulullah SAW, yang Allah Ta’ala sendiri memuji kemuliaan akhlaknya dalam kitab-Nya, maka bagaimana dengan laki-laki yang mencari istri dengan kriteria akhlak dan sifat yang tidak mungkin ditemukan kecuali pada bidadari yang dipingit di kemah-kemah surga, dalam taman keindahan dan kenikmatan abadi!?
3. Sayyidina Umar bin Khattab
قال أبو الليث السمرقنديرØÂمه الله ÙÂيتنبيه الغاÙÂلين: ذكر أنرجلا جاء إلى عمر بنالخطاب يشكو إليه زوجته، ÙÂلما بلغ بابه، سمع امرأته أم كلثوم تطاولت عليه، ÙÂقال الرجل: إنّيأردت أنأشكو إليه زوجتي، وبه منالبلوى مثل ما بي! ÙÂدعاه عمر رضيالله تعالى عنه ØŒ ÙÂسأله ÙÂقال: إنيأردت أنأشكو إليك زوجتي، ÙÂلما سمعت٠منزوجتك ما سمعت٠رجعت ÙÂقال عمر رضيالله تعالى عنه : إنيأتجاوز عنها Ù„ØÂقوق لها علي، أولها: هيستر بينيوبينالنار، ÙÂيسكنبها قلبيعنالØÂرام. والثاني: أنها خازنة ليإذا خرجت منمنزلي، وتكونØÂاÙÂظة لمالي. والثالث: أنها قصارة ليتغسل ثيابي. والرابع: أنها ظئر لولدي. والخامس: أنها خبازة وطباخة لي. ÙÂقال الرجل: إنليمثل ما لك، ÙÂما تجاوزت عنها ÙÂأتجاوز
Abu Al-Laist As-Samarqandi dalam Tanbih Al-Ghafilin berkata: Ada seorang laki-laki yang datang kepada beliau untuk mengadukan perihal istrinya. Baru sampai pintu, laki2 tsb mendengar Sayyidina Umar sedang di Marahi oleh istrinya yang bernama Ummu Kultsum. Dalam hati laki2 tsb: "Aku ini ingin mengadu tentang hal ini, tapi kenapa beliau juga merasakan hal yang samaâ€Â. Tatkala ingin pulang kembali, Sayyidina Umar memanggil laki2 tsb seraya menanyakan tujuan datang kemari. Setelah tau tujuan-nya Sayyidina Umar berkata: "Aku ini selalu tabah menghadapi istri-ku karena aku ingat beberapa hal :
- Dialah yang menjadi penghalang antara-ku dan neraka. Sebab dengan dia, aku bisa menjauhkan hatiku dari perkara haram.
- Dia adalah harta-ku ketika aku keluar dari rumah, yang menjaga harta-hartaku.
- Dialah yang menyucikan pakainku, yang menyusui anak-anakku.
- Dialah yang mengasuh anak-anak ku.
- Dan dialah yang memanggangkan roti dan memasak-kan makanan untuk-ku.
Lalu lelaki itu berkata, ‘Aku memiliki hak yang sama seperti yang engkau miliki. Maka apa pun yang engkau maafkan darinya, aku pun akan memaafkannya.’
4. Imam Al-Qadhi Iyadh
ÙÂقال لنا ØÂÙÂظه الله : زار القاضيعياض بعض الÙÂقهاء منأصØÂابه، ÙÂوجده قد انتهى منتألي٠كتاب ÙÂنظر ÙÂيه القاضيعياض، ÙÂأعجبه، وطلب منه أنيÙÂعيره إياه كييقرأه، ÙÂذكر له صاØÂبه الÙÂقيه بأنتلك هينسخته الوØÂيدة، وأنه إنÙÂقدت ضاع الكتاب، ÙÂوعده القاضيعياض بالØÂÙÂاظ عليه وأنه سيعيده إليه يوم الغد
Al-Imam Qadhi Iyadh, Penulis Sirah Nabawiyah Masyhur yang berjudul “Assyifa Fi Ta'rif Huquq Al-Musthafaâ€Â, pernah menziarahi sebagian kerabat-nya yang merupakan pakar fiqh. Ternyata kerabat-nya tsb baru saja merampungkan karya terbaru-nya yang membuat Qadhi Iyadh kagum dan ingin sekali meminjam-nya. Lantas Qadhi Iyadh mengutarakan keinginan-nya tsb, walaupun kitab itu hanya ada satu salinan dan belum dicetak dimanapun. Akhirnya Qadhi Iyadh berusaha meminta dan berjanji akan menghafal serta mengembalikannya di keesokan hari-nya
ÙÂأخذه القاضيعياض معه للبيت، وسهر عليه تلك الليلة كلها يطالعه، قال: وكانت له زوجة أخذت تراوده وهو لا يلتÙÂت إليها لاشتغاله بالقراءة، ÙÂلما أذنالÙÂجر، خرج للمسجد للصلاة ولإقراء العلم، ÙˆØÂينما عاد لبيته وقت الظهيرة اشتم عند دخوله إليه رائØÂØ© لم يكنيعهدها، ÙÂسأل زوجته: ما أعددت لنا منطعام على الغذاء ØŸ ÙÂأجابته: ما سو٠تراه ÙÂلما وضعت الطبق على المائدة، وجد ÙÂيه كتاب صاØÂبه الذيأعاره إياه Ù…ØÂترقاً! Ø£ØÂرقته زوجته منشدة غيظها وغضبها منه ØÂيث لم يلتÙÂت إليها ليلة البارØÂة، ÙÂوقع ÙÂييده، واغتم مما جرى، ÙÂقام وأخذ قلما وأوراقاً، وصار يكتب ما علق بباله منمطالعته للكتاب، ثم ذهب به لصاØÂبه الÙÂقيه، وقال له: أنظر هل ينقص منه شيء ØŸ ÙÂتصÙÂØÂÙ‡ صاØÂبه وقال له: لا، لا ينقص منه شيء !
Setelah kitab tsb berhasil beliau pinjam, beliau begadang semalaman untuk ditelaah dan dihafal. Kebetulan Qadhi Iyadh memiliki istri yang dimalam itu berusaha membujuk beliau. Namun Beliau tetap fokus membaca dan tidak menoleh sedikitpun kepada istrinya.
Ketika diwaktu fajar, Qadhi Iyadh keluar ke masjid untuk sholat dan mengajarkan ilmu. Tatkala beliau kembali ke rumah di waktu dzuhur, beliau mencium bau yang tidak biasa. Bertanyalah beliau kepada sang istri: "Makanan apa yang kau siapkan hari ini?†Dijawab oleh sang istri: "Kau liat saja nantiâ€Â. Setelah sang istri membawakan piring ke meja makan, beliau melihat kitab tersebut sudah dibakar dan berubah menjadi debu. Sebab rasa marah karena semalaman beliau tidak menggubris ajakan istri- nya.
Akhir-nya Qadhi lyadh mengambil pena dan kertas untuk menulis isi dari kitab tsb yang sudah beliau hafal. Setelah rampung menulis, beliau kembalikan kepada kerabat-nya, lalu bertanya: "Apakah ada satu huruf atau kata yang Chilang? Dijawab oleh kerabat-nya : "Tidak, sama sekali tidak.“
5. Al-Arif Billah Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i
قال العلامة الØÂنبليمØÂمد بنيØÂيى التادÙÂÙŠÙÂيكتاب (قلائد الجواهر)ØŒ عند ترجمته لهذا العار٠الشهير : قال بعض أصØÂابه: إنه رآه ÙÂيالمنام ÙÂيمقعد صدق مرارا ولم يخبره، وكانللشيخ امرأة بذيئة اللسان، تسÙÂÙ‡ عليه وتؤذيه ÙÂدخل عليه الذيرآه ÙÂيمقعد صدق يوماً، ÙÂوجد بيد امرأته Ù…ØÂراك التنور، وهيتضربه على أكتاÙÂه، ÙÂاسود ثوبه وهو ساكت، ÙÂانزعج الرجل وخرج منعنده، ÙÂاجتمع بأصØÂاب الشيخ وقال: يا قوم، يجريعلى الشيخ منهذه المرأة هذا وأنتم سكوت ØŸ! ÙÂقال بعضهم : مهرها خمسمئة دينار، وهو ÙÂقير.
ÙÂمضى الرجل وجمع الخمسمئة دينار، وجاء بها إلى الشيخ ÙÂيصينية ÙÂوضعها بينيديه، ÙÂقال له: ما هذا ØŸ ÙÂقال : مهر هذه الشقية التيÙÂعلت بك كذا وكذا. ÙÂتبسم وقال: لولا صبريعلى ضربها ولسانها ما رأيتنيÙÂيمقعد صدق
Muhammad bin Yahya dalam “Qalaid Al-Jawahir†berkata: Suatu hari murid beliau bermimpi melihat beliau berada di Surga. Keesokan harinya murid itu pun masih bermimpi dengan mimpi yang sama. Hingga beberapa kali berulang mimpi tersebut, namun sang santri tidak menceritakan kepada sang guru. Disatu sisi, Imam Ar-Rifa’i memiliki seorang istri yang kotor lisannya. Suatu ketika, murid tadi masuk ke dalam rumah Al-Imam dan mendapati ditangan istri beliau ada tongkat untuk meniup api, kemudian sang istri memukuli pundak Al-Imam sehingga baju beliau terlihat hitam, namun beliau tetap diam saja.
Lalu, santri tadi keluar dan berkumpul dengan santri-santri lainnya Al-Imam, dia berkata: "Wahai teman-temanku, Al-Imam telah diperlakukan seperti itu oleh istrinya, mengapa kalian semua diam saja?†Sebagian santri-santri tsb menjawab: "Mahar perempuan itu sebanyak 500 Dinar, sedangkan Al-Imam adalah orang faqir.â€Â
Sang santri tadi pergi dan dia berniat untuk mengumpulkan uang sebanyak 500 Dinar, supaya Al-Imam menceraikan istrinya. Setelah uang itu terkumpul, santri tsb datang kepada Al-Imam, dan seketika itu dia meletakan uang sebanyak 500 dinar didepan Al-Imam. Al-Imam berkata: "Apa ini?", Jawab sang santri: "Ini adalah mahar perempuan keji yang telah melakukan anda seperti itu.†Al-Imam pun tersenyum, dan berkata: "Andai aku tidak memiliki jiwa kesabaran terhadap pukulan dan lisannya, niscaya engkau tidak akan bermimpi melihatku di Surga itu"
6. Sayyidi Abdul Wahab As-Sya’rani
وقد مر ما ذكره عننشوز زوجته وعصيانها له، ومع ذلك تراه يقول عليه الرØÂمة والرضوان: ومما أنعم الله تبارك وتعالى به علي: كثرة صبريعلى زوجتيوجاريتيإذا مرضت، ولا أستنك٠منأنأمسؠما تØÂتها منقاذورات إذا عجزت عنالذهاب إلى الخلاء» ÙÂعد ذلك منالنعم التيأنعم الله بها عليه والتيتØÂتاج إلى الشكر ! وهذا ØÂقاً خلق عجيب
Beliau berkata demikian: "Termasuk nikmat yang Allah berikan kepadaku adalah aku diberikan banyak kesabaran dalam menghadapi istri dan budak-budak perempuan-ku ketika sakit. Bahkan ketika mereka malas untuk pergi ke kamar mandi, aku tak merasa segan untuk membersihkan kotoran-kotoran dari-nya serta mengistinja'-kannya.â€Â
Begitulah kiranya sang wali besar menganggap hal demikian sebagai nikmat dari Allah yang patut untuk disyukuri. Sungguh indah sekali Akhlaq beliau.
Sumber Cerita :
صÙÂØÂات منأخبار الأنبياء العلماء والأولياء والØÂكماء ÙÂيالصبر على الزوجات والØÂلم عليهÙâ€
Kitab itu ditulis oleh Syekh Yusuf Abjik As-Susi asal Maroko
_
والله الله المستعاÙâ€
Sumber FB Ustadz : Hifdzil Aziz






