Modin Perempuan
Modin Perempuan
Kewajiban memulasari jenazah adalah kewajiban kolektif (Fardhu Kifayah). Namun di perkotaan masih sangat minim ibu-ibu yang berkenan menjalani sebagai Modin Perempuan. Sering saya dengar di kawasan Sidoarjo dan Surabaya saat ada seorang ibu wafat maka harus menunggu Modin Perempuan yang masih mengurus jenazah lainnya, atau sedang keluar daerah bahkan kadang meminta bantuan ke Modin Perempuan di kampung lain.
Oleh karenanya, pagi tadi saya sajikan materi Fikih Jenazah tapi saya kemas dengan tema lain. Sebab dari 1700 Bunda-bunda Az-Zahra Sidoarjo tidak kesemuanya memiliki keberanian, sehingga gambar di layar semua saya tampilkan dalam bentuk kartun. Terpenting ibu-ibu tahu ilmunya, untuk praktik tinggal kebiasaan menyertai Modin.
Berikut sebagian ringkasan materinya:
1. Menuntun Kalimat Tahlil
« لَقّÙÂÙ†ÙÂوا مَوْتَاكÙÂمْ لاَ Ø¥ÙÂÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥ÙÂلاَّ اللَّه٠»
Rasulullah bersabda: “Tuntunlah orang yang akan mati dengan La Ilaha Illallah†(HR Muslim)
2. Membaca Yasin Di Dekat Orang Yang Akan Wafat
صَÙÂْوَان٠ØÂَدَّثَنÙÂÙ‰ الْمَشْيَخَة٠أَنَّهÙÂمْ ØÂَضَرÙÂوا عÙÂنْدَ غÙÂضَيْÙÂ٠بْن٠الْØÂَارÙÂث٠الثّÙÂمَالÙÂىّ٠ØÂÙÂينَ اشْتَدَّ سَوْقÙÂه٠ÙÂَقَالَ هَلْ Ù…ÙÂنْكÙÂمْ Ø£ÙŽØÂَدٌ يَقْرَأ٠يس قَالَ ÙÂَقَرَأَهَا صَالÙÂØÂ٠بْن٠شÙÂرَيْØÂ٠السَّكÙÂونÙÂىّ٠ÙÂَلَمَّا بَلَغَ أَرْبَعÙÂينَ Ù…ÙÂنْهَا Ù‚ÙÂبÙÂضَ. قَالَ وَكَانَ الْمَشْيَخَة٠يَقÙÂولÙÂونَ Ø¥ÙÂذَا Ù‚ÙÂرÙÂئَتْ عÙÂنْدَ الْمَيّÙÂت٠خÙÂÙÂÙ‘ÙÂÙÂÙŽ عَنْه٠بÙÂهَا. قَالَ صَÙÂْوَان٠وَقَرَأَهَا عÙÂيسَى بْن٠الْمÙÂعْتَمÙÂر٠عÙÂنْدَ ابْن٠مَعْبَدÙÂ.
Shafwan berkata: “Shaleh bin Syuraih membacakan Yasin di dekat Ghudlaif al-Tsumali. Isa bin Mu’tamir juga membacakan Yasin di dekat Ibnu Ma’bad. Para Guru berkata: Jika Surat Yasin dibacakan di dekat orang yang akan mati, maka akan ringan keluarnya ruh†(HR Ahmad, sanadnya Hasan)
3. Baca Qur'an Setelah Wafat
عنأبيخالد الاØÂمر عنيونس عنالØÂسنعنعمر قال : اØÂْضÙÂرÙÂوْا أَمْوَاتَكÙÂمْ ÙÂَأَلْزÙÂÙ…ÙÂوْهÙÂمْ لاَ Ø¥ÙÂÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥ÙÂلاَّ الله٠وَأَغْمÙÂضÙÂوْا أَعْيÙÂÙ†ÙŽÙ‡ÙÂمْ Ø¥ÙÂذَا مَاتÙÂوْا وَاقْرَؤÙÂوْا عÙÂنْدَهÙÂم٠الْقÙÂرْآنَ
Diriwayatkan dari Khalid, dari Yunus, dari al-Hasan dari Umar, ia berkata: Datangilah orang yang meninggal, tuntunlah dengan kalimat Lailaaha illa Allah, pejamkan matanya jika telah mati, dan bacakanlah al-Quran di dekatnya (Riwayat Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf 3/386 No 6043 dan Ibnu Syaibah 2/448 No 0882, juga diriwayatkan oleh Said bin Manshur)
4. Boleh Menangis
مَاتَ مَيّÙÂتٌ Ù…ÙÂنْ آل٠رَسÙÂول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙÂَاجْتَمَعَ النّÙÂسَاء٠يَبْكÙÂينَ عَلَيْه٠ÙÂَقَامَ عÙÂمَر٠يَنْهَاهÙÂنَّ وَيَطْرÙÂدÙÂÙ‡ÙÂنَّ ÙÂَقَالَ رَسÙÂول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ دَعْهÙÂنَّ يَا عÙÂمَر٠ÙÂÙŽØ¥ÙÂنَّ الْعَيْنَ دَامÙÂعَةٌ وَالْقَلْبَ Ù…ÙÂصَابٌ وَالْعَهْدَ قَرÙÂيبٌ
Ada keluarga Nabi wafat, para wanita berkumpul dan menangis. Umar berdiri dan melarang mereka. Nabi bersabda: “Biarkan Umar. Air mata menangis dan hati terkena musibah†(HR Nasai)
5. Tidak Boleh Meratapi
عَنْ عَبْد٠اللَّه٠- رضى الله عنه - قَالَ قَالَ النَّبÙÂىّ٠- صلى الله عليه وسلم - « لَيْسَ Ù…ÙÂنَّا مَنْ Ù„ÙŽØ·ÙŽÙ…ÙŽ الْخÙÂدÙÂودَ ØŒ وَشَقَّ الْجÙÂÙŠÙÂوبَ ØŒ وَدَعَا بÙÂدَعْوَى الْجَاهÙÂÙ„ÙÂيَّة٠»
Hadis: “Bukan golongan kami orang yang memukul pipinya, menyobek bajunya dan memanggil dengan panggilan jahiliyah†(HR Bukhari)
6. Melakukan Kewajiban Memulasari Jenazah
قَالَ لَوْ Ù…ÙÂتّ٠قَبْلÙÂيلَغَسَلْتÙÂك٠وَكَÙÂَّنْتÙÂك٠وَصَلَّيْت٠عَلَيْك٠وَدَÙÂَنْتÙÂÙƒÙÂ
Rasulullah besabda kepada Aisyah: “Jika kamu mati maka saya mandikan, saya kafani, saya salatkan dan saya kuburkan†(HR ad-Darimi, dari Aisyah)
7. Sebelum Memandikan, Membersihkan Najis Dari Perut
والمستØÂب أنيجلسه اجلاسا رÙÂيقا ويمسؠبطنه مسØÂا بليغا لما روى القاسم بنمØÂمد قال " توÙÂÙ‰ عبد الله بنعبد الرØÂمنÙÂغسله ابنعمر ÙÂÙ†ÙÂضه Ù†ÙÂضا شديدا وعصره عصرا شديدا ثم غسله “(المجموع - ج 5 / ص 168)
Disunahkan mendudukkan mayit perlahan, lalu mengusap perutnta dengan keras, sebagaimana Abdullah bin Umar saat memandikan Abdullah bin Abd Rahman†(al-Majmu’ 5/168)
عَنْ Ø£ÙÂمّ٠عَطÙÂيَّةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ تÙÂÙˆÙÂÙÂÙ‘ÙÂيَتْ Ø¥ÙÂØÂْدَى بَنَات٠النَّبÙÂىّ٠- صلى الله عليه وسلم - ÙÂَأَتَانَا النَّبÙÂىّ٠- صلى الله عليه وسلم - ÙÂَقَالَ « اغْسÙÂلْنَهَا بÙÂالسّÙÂدْر٠وÙÂتْرًا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ Ù…ÙÂنْ ذَلÙÂÙƒÙŽ Ø¥ÙÂنْ رَأَيْتÙÂنَّ ذَلÙÂÙƒÙŽ ØŒ وَاجْعَلْنَ ÙÂÙÂÙ‰ الآخÙÂرَة٠كَاÙÂÙÂورًا أَوْ شَيْئًا Ù…ÙÂنْ كَاÙÂÙÂورÙÂ
Rasulullah bersabda kepada Ummi Athiyah: â€ÂMandikanlah dengan daun secara ganjil, 3, 5 atau lebih. Jadikan kapur di bagian akhir†(HR al-Bukhari)
عَنْ Ø£ÙÂمّ٠عَطÙÂيَّةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ لَمَّا غَسَّلْنَا بÙÂنْتَ النَّبÙÂىّ٠- صلى الله عليه وسلم - قَالَ لَنَا ÙˆÙŽÙ†ÙŽØÂْن٠نَغْسÙÂÙ„ÙÂهَا « ابْدَأْنَ بÙÂمَيَامÙÂÙ†ÙÂهَا وَمَوَاضÙÂع٠الْوÙÂضÙÂوء٠»
Rasulullah bersabda: “Dahulukanlah anggota tubuh yang kanan dan anggota tubuh dalam wudlu†(HR al-Bukhari)
8. Kafan Wanita 5 Lapis
وأما المرأة ÙÂانها تكÙÂÙ†ÙÂيخمسة أثواب ازار وخمار وثلاثة أثواب … روى أنالنبيصليالله عليه وسلم " ناول أم عطية رضيالله عنها ÙÂيكÙÂنابنته ام كلثوم أزار أو درعا وخمارا وثوبينملآءا
“Wanita dikafani 5 kain, selendang, kerudung dan 3 kain. Ummu Athiyah mengafani Ummi Kultsum dengan selendang, gamis baju, kerudung dan 2 kain†(al-Majmu’ 5/205)
( ÙˆÙŽÙŠÙÂجْعَل٠عَلَى مَنَاÙÂÙÂذ٠بَدَنÙÂه٠) Ù…ÙÂنْ Ø£ÙÂذÙÂنَيْه٠وَمَنْخÙÂرَيْه٠وَعَيْنَيْه٠، وَعَلَى أَعْضَاء٠سÙÂجÙÂودÙÂه٠كَجَبْهَتÙÂه٠وَقَدَمَيْه٠( Ù‚ÙÂطْنٌ ) عَلَيْه٠ØÂÙŽÙ†ÙÂوطٌ وَكَاÙÂÙÂورٌ
Lobang-lobang tembus di tubuhnya, seperti telinga, hidung, mata dan tempat sujud, diberi kapas yang dicampur minyak wangi (Mughn Al-Muhtaj 4/229)
Setelah dikafani dan dimasukkan ke dalam keranda maka jenazah mulai diambil alih oleh laki-laki, baik untuk salat jenazah dan mengubur.
baca juga kajian tentang muslimah berikut :
- Selain Nafkah Untuk Istri Masih Ada Upah Atas Kerja Istri
- Tanda Suci Dari Haid
- Memahami Ayat Poligami Secara Utuh
- Suami Istri Yang Saling Mengingatkan Untuk Ibadah
- Wanita Haid Tetap Puasa?
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin