Pengumpat dan Pencela
PENGUMPAT DAN PENCELA
Oleh Ustadz : Abdul Wahid Al-Faizin
Salah satu surat yang sering dibaca namun sering dilanggar adalah surat Humazah yang ayat awalnya berbunyi
ÙˆÙŽÙŠÛ¡Ù„Ùž لّÙÂÙƒÙÂلّ٠هÙÂمَزَةٖ لّÙÂمَزَةÙÂ
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela" [Surat Al-Humazah: 1].
Siapakah yang dimaksud Ù‡ÙÂمَزَةٖ لّÙÂمَزَة٠dalam ayat tersebut? Berikut penjelasan Ibnu Abbas yang disampaikan dalam tafsir Al-Baghawi
قَالَ ابْن٠عَبَّاسÙÂ: Ù‡ÙÂم٠الْمَشَّاءÙÂونَ بÙÂالنَّمÙÂيمَةÙÂØŒ الْمÙÂÙÂَرّÙÂÙ‚ÙÂونَ بَيْنَ الْأَØÂÙÂبَّةÙÂØŒ الْبَاغÙÂونَ Ù„ÙÂلْبÙÂرَآء٠الْعَيْبَ ØŒ وَمَعْنَاهÙÂمَا وَاØÂÙÂدٌ ÙˆÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ الْعَيَّابÙÂ. - تÙÂسير البغوÙÅ
Ibnu Abbas berkata "Mereka adalah orang-orang yang suka mengadu domba yang suka memecah belah antara orang-orang yang saling mengasihi dan mencintai, orang-orang zhalim yang suka mencari-cari keburukan atau aib dari orang-orang yang baik". Berdasarkan penafsiran Ibnu Abbas tersebut, lafaz Ù‡ÙÂمَزَةٖ لّÙÂمَزَة٠memiliki arti satu adalah para pencaci dan pencari aib orang (الْعَيَّابÙÂ).
Saat ini perilaku tersebut sangat banyak dilakukan baik di dunia nyata maupun maya. Banyak sekali kelompok yang melakukan safari ke beberapa daerah hanya untuk menebar kebencian dan memecah belah antara beberapa kelompok yang dari dulu hidup berdampingan dan saling mencintai. Di dunia maya pun juga banyak dalam bentuk video dan narasi yang isinya umpatan dan mencari aib kelompok tertentu.
Kalau bagi saya pribadi kalau di dunia nyata ada seperti ini ya tinggalkan supaya tidak menjadi penyakit yang menyebar. Kalau di dunia maya ya tinggal blokir akunnya agar media sosial kita menjadi sarana mendapatkan manfaat bukan dosa. Ingat watak itu mencuri tanpa kita sadari. Imam Ghazali dalam kitab Ihya' mengatakan
الطَّبْع٠يَسْرÙÂق٠مÙÂÙ†ÙŽ الطَّبْع٠مÙÂنْ ØÂَيْث٠لَا يَدْرÙÂيصَاØÂÙÂبÙÂÙ‡ÙÂ
"Tabiat (watak) itu mencuri tabiat orang lain dari jalan yang tidak disadari"
Semoga kita terhindar dari perilaku buruk yang sangat tercela ini. Aamiin
CACIAN UNTUK CUAN
Beberapa hari ini sering merenungkan ayat yang sering dibaca saat shalat ini
ÙˆÙŽÛŒÛ¡Ù„à £± لّÙÂÙƒÙÂلّ٠هÙÂÙ…ÙŽØ²ÙŽØ©à £² لّÙÂمَزَة٠(1) ٱلَّذÙÂÛŒ جَمَعَ Ù…ÙŽØ§Ù„à £°Ø§ وَعَدَّدَهÙÂÛ¥ (2) یَØÂۡسَب٠أَنَّ مَالَهÙÂÛ¥Û¤ أَخۡلَدَهÙÂÛ¥ (3) كَلَّاۖ Ù„ÙŽÛŒÙÂنۢبَذَنَّ ÙÂÙÂÛŒ ٱلۡØÂÙÂطَمَة٠(4)
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela (1) yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya (2) Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. (3) Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Ḥuá¹Âamah. [Surat Al-Humazah: 1-4]
Saat merenungkan ayat tersebut saya sempat berfikir kenapa para pengumpat, pencela, dan pengadu domba disifati dengan suka mengumpulkan dan menghitung harta? Ternyata salah satunya saya temukan jawabannya pada fenomena yang banyak sekali terjadi saat ini terutama di media sosial.
Betapa banyak kita melihat penulis yang membuat tulisan baik di media sosial maupun media berita online yang isinya provokatif karena ingin mendapatkan cuan. Begitu pula para konten kreator yang membuat video cacian dan hujatan yang provokatif dan mengadu domba hanya karena ingin viewernya meningkat sehingga bisa mendapatkan monetisasi berlimpah. Wallahu A'lam
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin