Kisah Mubahalah Antara Ahli Sunnah Wal Jama'ah Dengan Mu'tazilah
ðŸâ€Â° KISAH MUBAHALAH ANTARA AHLI SUNNAH WAL JAMA'AH DENGAN MU'TAZILAH.
Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.
Ada sebuah kisah menarik yang dikatakan oleh Al Imam Al Faqih Aba Bakar Al Abhari (W 375 H) tentang mubahalah yang pernah terjadi antara Ahli Sunnah Wal Jama'ah dengan kelompok Mu'tazilah.
Al Imam Abi Ali Umar bin Muhammad bin Khalil Assakuni Al Asy'ari (W 717 H) menuliskan:
المناظرة الرابعة والأربعونومائة: وذكر الأستاذ أبو الØÂجاج المتقدم الذكر أنالÙÂقيه أبا بكر الأبهريرØÂمه الله قال : تناظر رجل جلد منأهل السنة مع رجل جلد منالمعتزلة ØÂتى غابت الشمس منغير ظÙÂر منأØÂدهما بصاØÂبه ÙÂقال Ø£ØÂدهما : هذا مجلس لا يغتاض منه ومجلس قد جمع قومًا صالØÂينÙÂهلم ÙÂلنخلص الدعاء إلى الله تعالى على أنمنكانمنا على ØÂÙ‚ أنيثبت الله القرآنÙÂيصدره، ومنكانمنا مبطلا أنينسيه القرآنبدعوى الله ÙÂأنسى الله المعتزليالقرآن. قال أبو بكر الأبهريرØÂمه الله : ÙÂكنت ألقاه ÙÂيأيام ÙÂأسأله ÙÂيقول : كأنيما قرأت القرآنقط، ÙÂتØÂصل منهذه المناظرة الشهادة بخرق العادة لصØÂØ© ما عليه أهل السنة ØŒ وذلك منجنس كرامات الأولياء.
Artinya: Perdebatan yang ke 144: Al Ustadz Abu Al Hajjaj (W 520 H) yang sudah lalu penjelasannya menyebutkan bahwasanya Al Faqih Abu Bakar Al Abhari (W 375 H) Rahimahullah mengatakan: Pernah terjadi perdebatan seorang lelaki kelompok ahli sunnah bersama seorang lelaki kelompok dari mu'tazilah sampai matahari terbenam. Namun, tidak ada yang menang dari salah satu dari keduanya dengan lawan bicaranya. Lalu, salah satu keduanya berkata: ini merupakan majlis yang tak boleh di benci dan majlis ini juga telah mengumpulkan para Salihin. Jadi, marilah kita ikhlas berdoa kepada Allah taala; Bahwasanya barang siapa diantara kita yang berada diatas haq (kebenaran) semoga Allah menetapkan Al Qur'an dalam dadanya dan barang siapa diantara kita ada kebatilan semoga Allah melupakan Al Qur'annya ketika berdakwah pada Allah. Maka, Allah jadikan lupa si Mu'tazilah pada Al Qur'an.
Abu Bakar Al Abhari mengatakan: Aku pernah suatu hari berjumpa dengannya kemudian aku bertanya padanya,lalu dia menjawab: Seolah olah aku tidak pernah membaca Al Qur'an. Jadi, kesimpulan munadzarah ini adalah sebuah saksi untuk merobek kebiasaan/adat agar sah apa apa yang ahli sunnah ada diatasnya. Dan itu merupakan bagian dari keramat para wali.
['Uyun Al Munadzarat Fii Attauhid Wa Al 'Aqaid: 383]
Jadi, kalau ada orang bermubahalah pada hal hal yang tidak ada hubungannya dengan syariat, pasti ada yang salah dalam daya kecerdasan orang tersebut apalagi mubahalah seorang diri saja yang lain tidak ikut. Maka, cek lagi akalnya.
Selesai
© ID Cyber aswaja.
Sumber FB : ID Cyber Aswaja