Nasib Kedua Orang Tua Nabi - Seri IV
ð—¡ð—â€Ã°Â—¦ð—œð—• ð—žð—˜ð——ð—¨ð—†ð—¢ð—¥ð—â€Ã°Â—¡ð—š ð—§ð—¨ð—†ð—¡ð—â€Ã°Â—•𗜠bagian IV
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Tulisan ini adalah lanjutan dari bahasan sebelumnya tentang ahlu fatrah dan tiga pendapat ulama tentang nasib mereka kelak di akhirat. Dan di bagian ke empat ini kita akan membahas tentang status penduduk Makkah sebelum diutusnya Nabi ï·º apakah mereka termasuk ahlu fatrah ataukah bukan.
Ternyata jika kita tela’ah pendapat para ulama dalam kitab-kitab mereka, umumnya akan kita dapati bahwa mereka berpendapat adalah penduduk Makkah sebelum masa datangnya risalah Islam yang dibawa oleh Nabi ﷺ adalah termasuk ahlu fatrah.
Terlepas kemudian adanya perbedaan pendapat diantara ulama tersebut, apakah ahlu fatrah akan disiksa dalam neraka karena kekafirannya ataukah akan diampuni oleh Allah, sebagaimana ini sebagiannnya telah kita bahas di bab sebelumnya.
Tapi yang jelas mayoritas ulama ketika membahas masa antara nabi Isa dengan masa diutusnya Rasulullah ï·º, atau saat mereka membahas penduduk Makkah di masa jahiliyah, para ulama menyebutnya dengan masa Fatrah. Berikut ini diantaranya :
Al imam Ibnu Jarir Ath Thabari rahimahullah ketika menjelaskan surah al Maidah ayat 19 beliau berkata :
يراد به سكونمجيء الرسل وذلك انقطاعها. ثم اختل٠أهل التأويل ÙÂيقدر مدة تلك الÙÂترة
“Yang dimaksud di sini (dengan masa fatrah) adalah masa ketiadaan kedatangan rasul-rasul, dan itu masa keterputusan (wahyu). Kemudian para ulama tafsir berbeda pendapat tentang lamanya masa fatrah tersebut.â€Â[1]
Sedangkan al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
على ÙÂترة منالرسل، أيبعد مدة متطاولة ما بينإرساله وعيسى ابنمريم، وقد اختلÙÂوا ÙÂيمقدار هذه الÙÂترة كم Ù‡ÙÅ
“Atas terputusnya dari rasul-rasul, yakni masa panjang antara diutusnya beliau shalallahu’alaihi wassalam dengan Isa bin Maryam. Dan telah berbeda pendapat (para ulama) tentang berapa lama masa fatrah tersebut.â€Â[2]
Al Imam Baghawi rahimahullah berkata :
وسميت ÙÂترة لأنالرسل كانت تترى بعد موسى عليه السلام منغير انقطاع إلى زمنعيسى عليه السلام، ولم يكنبعد عيسى عليه السلام سوى رسولنا صلى الله عليه وسلم
“Dan dinamakan masa Fatrah karena para rasul setelah Musa ‘alaihissalam itu berturut-turut diutus tanpa terputus hingga tibanya zaman nabi Isa ‘alaihissalam. Dan tidak ada setelah Isa seorang rasul kecuali Rasul kita shalallahu'alaihi wassalam .â€Â[3]
Al Imam Bukhari rahimahullah mencantumkan dalam shahihnya :
عَنْ ‌سَلْمَانَ قَالَ ‌ÙÂَتْرَةٌ ‌بَيْنَ ‌عÙÂيسَى ‌وَمÙÂØÂَمَّد٠صَلَّى الله٠عَلَيْهÙÂمَا وَسَلَّمَ سÙÂتّÙÂÙ…ÙÂائَة٠سَنَةÙÂ
“Dari Sulaiman dia berkata : ‘Masa Fatrah antara Isa dengan Muhammad atas keduanya salam adalah 600 tahun.â€Â
Berkata al imam Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah :
قوله ÙÂترة بينعيسى ومØÂمد عليهما الصلاة والسلام ستمائة سنة ‌والمراد ‌بالÙÂترة ‌المدة ‌التي‌لا ‌يبعث ‌ÙÂيها ‌رسول ‌من‌الله ولا يمتنع أنينبأ ÙÂيها منيدعو إلى شريعة الرسول الأخير
“Dan penyataan masa fatrah antara Isa dan Muhammad ‘alaihmasshalatu wassalam adalah 600 tahun. Dan yang dimaksud masa Fatrah di sini adalah tidak adanya utusan Allah. Meski tidak menutup kemungkinan adanya orang-orang yang mengajak kepada syariatnya nabi yang paling akhir."[4]
Al imam Ibnu Jauzi rahimahullah berkata :
ÙˆÙÂيمدّة الÙÂترة بينعيسى ومØÂمد عليهما السلام أربعة أقوال: Ø£ØÂدها: أنه كانبينعيسى ومØÂمّد عليهما السلام ستمائة سنة، رواه أبو صالؠعنابنعباس، وبه قال سلمانالÙÂارسي، ومقاتل. والثاني: خمسمائة سنة وستونسنة، قاله قتادة. والثالث: أربع مائة وبضع وثلاثونسنة، قاله الضØÂاك. والرابع: خمسمائة سنة وأربعونسنة، قاله ابنالسائب
“Dan tentang lamanya masa Fatrah antara nabi Isa dengan nabi Muhammad ‘alaihimassalam ada tiga pendapat, yang pertama : Bahwa antara nabi Isa dengan nabi Muhammad ‘alaihimassalam adalah 600 tahun, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Shalih dari Ibnu Abbas, dan ini juga pendapat Sulaiman al Farisi dan Muqatil.
Pendapat yang kedua : 560 tahun ini pendapat Qatadah. Pendapat yang ketiga : 430 an tahun, ini adalah pendapat adh Dhahak. Dan pendapat yang keempat : 540 tahun ini adalah pendapat dari Ibnu Saib.
Bahkan pendapat ini juga dipegang oleh sebagian masyayikh Salafiyin seperti yang tertuang dalam fatwa berikut ini :
ÙÂأهل الÙÂترة هم الذينيعيشونÙÂيوقت لم تبلغهم ÙÂيه دعوة رسول ولم يأتهم كتاب كالÙÂترة التيبينعيسى ومØÂمد صلوات الله عليهم وسلامه، قال الله تعالى: يَا أَهْلَ الْكÙÂتَاب٠قَدْ جَاءكÙÂمْ رَسÙÂولÙÂنَا ÙŠÙÂبَيّÙÂن٠لَكÙÂمْ عَلَى ÙÂَتْرَة٠مّÙÂÙ†ÙŽ الرّÙÂسÙÂل٠{المائدة:19} .
“Maka yang disebut ahlu Fatrah adalah mereka yang hidup di zaman tidak sampainya dakwah seorang Rasul. Dan tidak pula turun kitab kepada mereka. Seperti masa fatrah antara nabi Isa dengan nabi Muhammad shalawatullahu ’alahim.
Allah ta’ala berfirman : ‘Wahai ahli kitab, telah datang kepada kalian seorang Rasul Kami yang akan menjelaskan kepada kalian ketika terputus kepada kalian dari diutusnya para rasul.’ (QS. Al Maidah : 19)
ومن‌هذا ‌يتبين‌لك ‌أن‌أهل ‌مكة ‌كانوا ‌قبل ‌الإسلام ‌أهل ‌ÙÂترة، وأما بعد بعثة Ù…ØÂمد صلى الله عليه وسلم ÙÂإنهم لم يكونوا كذلك، لأنهم الذيبÙÂعث ÙÂيهم الرسول صلى الله عليه وسلم أنذرهم ÙˆØÂذرهم، وشرؠلهم طريق الهدى، ÙÂآمنمنهم منهدى الله، وبقيعلى الكÙÂر منلم يرد الله هدايته
“Dan dari sini jelaslah bahwa penduduk Makkah sebelum datangnya masa Islam adalah termasuk ahlu fatrah. Adapun setelah diutusnya nabi Muhammad ﷺ barulah keadaan mereka berubah, Karena dengan demikian sudah ada beliau sebagai Rasul yang memberi peringatan kepada mereka.
Yang menjelaskan kepada mereka jalan petunjuk. Maka berimanlah sebagian dari mereka yang Allah beri hidayah. Dan sebagiannya lagi tetap dalam kekafirannya yaitu mereka yang tidak Allah berikan hidayah kepadanya.â€Â[5]
Bersambung ke bagian V…
•ââ€Ë†Ã¢â€Ë†Ã¢â‚¬Â¢Ã¢â‚¬Â¢Ã¢â‚¬Â¢Ã¢â€”‹â—‹âÂÂà ¼ºÎ±Ñ•Ñ‚à ¼»âÂÂ○○•••ââ€Ë†Ã¢â€Ë†Ã¢â‚¬Â¢
[1] Tafsir ath Thabari (8/274)
[2] Tafsir Ibnu Katsir (3/63)
[3] Tafsir al Baghawi (3/34)
[4] Fath al Bari (7/277)
[5] Fatawa Asy Syabakah al Islamiyah (4/36)
Baca juga Serial Bahasan Nasib Orang Tua Nabi :
- Bagaimana Nasib Kedua Orang Tua Nabi? (I)
- Bagaimana Nasib Kedua Orang Tua Nabi? (II)
- Nasib Kedua Orang Tua Nabi (III)
- Nasib Kedua Orang Tua Nabi (IV)
- Nasib Kedua Orang Tua Nabi (V)
- Nasib Kedua Orang Tua Nabi (VI)
- Nasib Kedua Orang Tua Nabi (VII)
- Nasib Kedua Orang Tua Nabi (VIII)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq