Orang Tua Nabi Adalah Ahli Fatrah
ðŸâ€Â° ORANG TUA NABI ADALAH AHLI FATRAH.
Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.
Versi: Kajian Ilmiah Ahli Sunnah Wal Jama'ah.
Ada sebagian pihak yang mengklaim bahwa kedua orang tua nabi berada didalam neraka. Kita ambil contoh misalnya kaum Wahhabi. Mereka merupakan kelompok aktivis yang paling sering koar koar mengatakan hal tersebut. Entah di kajian mereka, media mereka dan lain lain. Namun, apakah yang mereka katakan itu betul?.
Patokan mereka berkata begitu adalah karena berdasarkan dzohir hadist dibawah ini.
Dalam sebuah hadist dikatakan:
٥٠٣ - ØÂدثنا أبو بكر الطلØÂÙŠØŒ ثنا عبيد بنغنام ثنا أبو بكر بنأبيشيبة ØŒ ثنا ØÂماد ØŒ ثنا عÙÂان، عنثابت ØŒ عنأنس أنرجلاً قال : يا رسول الله أينأبي؟ قال : « ÙÂيالنار » ØŒ ÙÂلما قضى دعاه ÙÂقال : « إنأبيوأباك ÙÂيالنار
Artinya: Dari Anas, bahwasanya adalah seorang lelaki yang berkata: Wahai Rasullullah dimanakah ayahku?. Lantas Rasulullah menjawab: dineraka. Ketika lelaki itu pergi Rasulullah kembali memanggil nya seraya berkata: Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.
[Al Musnad Al Mustakhrij Li Abi Nuaim: 1/275]
Untuk mengkaji keotentikan hadist ini supaya tepat dengan apa yang dimaksud oleh nabi. Maka harus mengetahui secara utuh tentang dua hal; Ahli Fatrah dan Kalimat Abi dalam hadist itu. Dan mari kita bahas satu persatu.
A. Ahli Fatrah
Perlu diketahui dan diyakini bersama yakni bahwasanya kedua orang tuanya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam Sayyidina Abdullah dan Sayyidatunah Aminah merupakan ahli fatrah dan mereka memang jelas hidup di zaman jahiliah waktu itu. Sebab, nabi yang diutus waktu itu belum ada, risalah kenabian alias perintah Allah lewat lisan nabinya belum sampai kepada mereka, mereka sudah tiada sebelum nabi diangkat menjadi nabi dan rasul, waktu itu nabi Muhammad belum di angkat menjadi nabi dan rasul dan tidak ada riwayat yang Tsabit bahwa mereka telah disampaikan dakwah.
Assyaikh Ahamad bin Abdul Latif Assyafi'i mengatakan:
وإذا علمت أنأهل الÙÂترة ناجونعلى القول الراجؠعلمت أنأبويالنبيﷺ ناجيانلأنهما منأهل الÙÂترة
Artinya: Jika kau telah tahu bahwasanya ahli fatrah mereka selamat menurut pendapat yang unggul maka kau telah tahu bahwasanya kedua orang tua nabi keduanya selamat karena keduanya merupakan ahli fatrah.
[Hasyiah Annafahat Ala Syarhi Al Waraqat: 282]
Mereka kedua mutlak masuk kategori ahli fatrah. Dan mari kita jabarkan dulu tentang jaman jahiliyyah dan ahli fitrah ini dulu biar utuh pemahamannya.
Al Imam Badruddin Al Aini (W 855 H) mengatakan:
والجاهلية زمانالÙÂترة قبل الإسلام، سميت بذلك لكثرة جهالاتهم
Artinya: Dan Jahiliyyah merupakan zaman/masa kekosongan sebelum Islam. Dinamakan begitu karena banyaknya kebodohan mereka.
[Umdatul Qari: 1/323]
Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalaani (W 852 H) mengatakan:
الجاهلية ÙÂيکلامه زمنÙÂترة النبوة والمراد بها هنا ما قبل بعثة نبينا صلى الله عليه وسلم
Artinya: Al Jahiliyyah dalam ucapan Umar adalah zaman kekosongan (fatrah) para nabi dan yang dimaksud disini adalah apa apa sebelum diutusnya nabi kita Sallahu Alaihi Wasallam.
[Fathul Bari Syarah Sahih Al Bukhari: 11/592]
Al Imam Al Ubay (W 828 H) berkata:
ولكنالÙÂقهاء إذا تكلموا ÙÂيالÙÂترة ÙÂإنما يعنونالتيبينعيسى عليه السلام والنبي، وذكر البخاريعنسلمانأنها كانت ستمائة سنة.
Artinya: Akan tetapi para ahli fiqih jika mereka membahas soal fatrah bahwasanya maksud mereka adalah jarak antara nabi Isa dan Nabi (Muhammad). Imam Al Bukhari menyebutkan dari Salman bahwasanya jaraknya adalah 600 tahun.
[Ikmalul Kamal Al Mua'llim: 1/617]
Jadi jelas bahwa keduanya merupakan ahli fatrah yang mana hukum belum berlaku disana. Seperti, haramnya menyembah berhala, wajib mentauhidkan Allah dan lain lain. Maka, untuk menafikan keduanya dari kategori ahli fatrah maka datangkan hadist atau riwayat yang sahih bahwa keduanya sudah di sampaikan dakwah atau terbukti mereka menyembah berhala.
Al Imam Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani (W 923 H) mengatakan:
ÙÂإنمنبلغتهم الدعوة ليسوا بأهل ÙÂترة، لأنأهل الÙÂترة هم : الأمم الكائنة بينأزمنة الرسل الذينلم يرسل إليهم الأول، ولا أدركوا الثاني، كالأعراب الذينلم يرسل إليهم عيسى ولا Ù„ØÂقوا النبي.
Artinya: Maka, barang siapa yang telah menyampaikan dakwah pada mereka. Maka, mereka bukan ahli fatrah karena ahli fitrah adalah mereka para umat yang jelas ada antara zaman rasul yang mana rasul pertama tidak di utus pada mereka dan mereka tidak berjumpa dengan rasul yang kedua. Seperti orang orang arab yang mana mereka nabi Isa tidak utus pada mereka dan tidak berjumpa nabi.
[Al Mawahib Alladdunniyah: 1/93]
Lalu, apakah kedua orang tua nabi sudah di datangi dakwah? Dalam hal ini ulama beda pendapat namun kami mengambil pendapat ulama yang menyatakan bahwa kedua orang tua nabi tidak di datangi dakwah. Dan sah mengkategorikan mereka sebagai ahli fatrah.
Al Imam Al Khatib Assyirbini Al Mishri (W 977 H) mengatakan:
ونقل عنالسيوطيأنأبويالنبيﷺ لم تبلغهما الدعوة والله تعالى يقول: ﴿وَمَا ÙƒÙÂنَّا Ù…ÙÂعَذّÙÂبÙÂينَ ØÂَتَّى نَبْعَثَ رَسÙÂولًا ï´¾ [الإسراء، ١٥] ÙˆØÂكم منلم تبلغه الدعوة أنه يموت ناجياً ولا يعذب ويدخل الجنة.
Artinya: Dikutip dari imam Assuyuthi bahwasanya orang tua nabi dakwah tak sampai pada keduanya. Sedangkan Allah berfirman: Kami tidak akan menyiksa sampai kami mengutus seorang rasul. [Al Isra' : 15]. Dan hukum orang yang dakwah tak sampai padanya sesungguhnya ia mati dalam keadaan selamat, tidak di siksa dan masuk surga.
[Assirajul Munir: 2/323]
Al Imam Ahmad Annafrawi Al Maliki (W 1126 H) mengatakan:
قال العلامة الأجهوريواØÂتج بعض مشايخنا إلى ترجيؠالقول بأنأهل الÙÂترة ناجونÙÂيكونونÙÂيالجنة، وكذلك أبويالنبيﷺ ناجيانوليسا ÙÂيالنار بالموت قبل البعثة ولا تعذيب قبلها لقوله تعالى : وما كنا معذبينØÂتى نبعث رسولاً) [الإسراء: (١٥) ودخول الجنة لا ينال بعمل وإنما هو بمØÂض الÙÂضل، والنار إنما تكونللكاÙÂر والعاصÙÅ
Artinya: Al Allamah Al Ajhuri berkata: sebagian guru guru kami berhujjah pada pendapat yang unggul yakni bahwasanya ahli fatrah mereka selamat lantas masuk surga. Begitu pula orang tua nabi mereka berdua selama dan keduanya tidak di neraka sebab kematian nya sebelum diutusnya nabi dan tidak di adzab sebelumnya. Karena firmannya Allah taala: Kami tidak akan menyiksa sampai kami mengutus seorang rasul [Al Isra' 15]. Masuknya ke surga bukan diraih sebab amalnya namun sebab murninya keutamaan. Sedangkan neraka untuk orang kafir dan maksiat.
[Al Fawaqih Addawani: 1/126]
Jadi, jelasnya bahwa keduanya merupakan ahli fatrah dan mereka keduanya selamat. Semua orang orang yang wafat di zaman tersebut sudah terkategori dibawah firman Allah Azza Wa Jalla berikut:
Allah Subhaanahu wa ta'alaa berfirman:
وَمَا ÙƒÙÂنَّا Ù…ÙÂعَذّÙÂبÙÂينَ ØÂَتَّى نبعث رسولاً
Artinya: Kami takkan pernah menyiksa sampai kami mengutus rasul.
[Al Isra' ayat 15]
Dan semua ulama ahli sunnah wal jamaah sudah sepakat bahwa orang yang mati sebelum sampai dakwah padanya, mati dalam keadaan ahli fatrah atau mati dizaman jahiliyyah tersebut. Mereka semua mati dalam keadaan selamat alias tidak di neraka dan tidak kafir.
Dan Al Imam Ibnu Katsir (W 774 H) malah lebih gamblang menjelaskan soal ahli fatrah ini. Beliau mengatakan:
وكذا قوله تعالى : ï´¿ وَمَا ÙƒÙÂنَّا Ù…ÙÂعَذّÙÂبÙÂينَ ØÂَتَّى نبعث رسولاً ) إخبار عنعدله تعالى، وأنه لا يعذب Ø£ØÂداً إلا بعد قيام الØÂجة عليه بإرسال الرسول إليه، كما قال تعالى : ï´¿ ÙƒÙÂلَّمَا Ø£ÙÂلْقÙÂÙŠÙŽ ÙÂÙÂيهَا ÙÂَوْجٌ سَأَلَهÙÂمْ خَزَنَتÙÂهَا أَلَمْ يَأْتÙÂÙƒÙÂمْ Ù†ÙŽØ°ÙÂيرٌ . قَالÙÂوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا Ù†ÙŽØ°ÙÂيرٌ ÙÂَكَذَّبْنَا ÙˆÙŽÙ‚ÙÂلْنَا مَا نَزَّلَ الله٠مÙÂنشَيْء٠إÙÂنْ أَنتÙÂمْ Ø¥ÙÂلا ÙÂيضلال كبير الملك: ٨، Ù©] ØŒ وكذا قوله تعالى ] (Û·) : ï´¿ وسيق الَّذÙÂينَ ÙƒÙŽÙÂَرÙÂوا Ø¥ÙÂÙ„ÙŽÙ‰ جَهَنَّمَ زÙÂمَرًا ØÂَتَّى Ø¥ÙÂذَا جَاءÙÂوهَا ÙÂÙÂتÙÂØÂَتْ [ أبوابها وقال لهم خزنتها ألم يأتكم رسل منكم يتلونعليكم آيات ربكم وينذرونَكÙÂمْ Ù„ÙÂقَاءَ يَوْمÙÂÙƒÙÂمْ هَذَا قَالÙÂوا بَلَى ولكنØÂقت كلمة٠الْعَذَاب على الكاÙÂرين﴾ [الزمر: Û·Û±]ØŒ وقال تعالى: ï´¿ ÙˆÙŽÙ‡ÙÂمْ يَصْطَرÙÂØ®ÙÂونَ ÙÂÙÂيهَا رَبَّنَا أَخْرÙÂجْنَا نَعْمَلْ صَالÙÂØÂًا غير الذيكنا نعمل أو لم نعمركم ما يَتَذَكَّر٠ÙÂيه منتذكر وجَاءَكÙÂم٠النَّذÙÂير٠ÙÂÙŽØ°ÙÂوقÙÂوا ÙÂَمَا Ù„ÙÂلظَّالÙÂÙ…ÙÂينَ Ù…ÙÂننصير [ÙÂاطر: Û³Û·] إلى غير ذلك منالآيات الدالة على أنالله تعالى لا يدخل Ø£ØÂداً النار إلا بعد إرسال الرسول إليه.
Artinya: begitupun firmannya Allah taala; Kami takkan pernah menyiksa sampai kami mengutus rasul. Merupakan kabar dari keadilan Allah taala dan bahwasanya ia tidak akan menyiksa seorang pun terkecuali setelah tegaknya hujjah atasnya dengan keutusan seorang rasul padanya. Sebagaimana firman nya: Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia)?†- Mereka menjawab, “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, “Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar. [Al Mulk ayat 8-9]
Begitupun firmannya Allah taala: Orang-orang yang kufur digiring ke (neraka) Jahanam secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana, pintu-pintunya dibuka dan para penjaganya berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu pertemuan (dengan) harimu ini?†Mereka menjawab, “Benar, (telah datang para rasul).†Akan tetapi, ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir. [Azzumar ayat 71].
Dan Allah berfirman: Mereka berteriak di dalam (neraka) itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, bukan (seperti perbuatan) yang pernah kami kerjakan dahulu.†(Dikatakan kepada mereka,) “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir. (Bukankah pula) telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka, rasakanlah (azab Kami). Bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun. [Surah Fathir ayat 37]. Dan selain ayat tersebut. Dari sekian ayat ayat yang menunjukkan bahwasanya Allah tidak akan memasukkan seorangpun kedalam neraka sampai telah terutusnya rasul padanya.
[Tafsir Ibnu Katsir: 5/52-53]
Syaikh Yusuf bin Ismail Annabhani (W 1350 H) mengatakan:
واعلم أنأئمة أهل السنة منأهل الكلام والأصول اتÙÂقوا على أنمنمات ولم تبلغه الدعوة يموت ناجياً ...وذلك لأنالوجوب إنما يتوجه على العبد بعد مطالبة الØÂÙ‚ له بØÂكم منالأØÂكام على لسانالرسول، وهذا لا يتصور ÙÂيالÙÂترة قبل مجيء الرسول ÙÂلا وجوب ولا عذاب، ÙÂمنمات ÙÂيالÙÂترة وزمانالجاهلية قبل البعثة المØÂمدية بالبينة والØÂجة الإلهية يموت ناجياً، وهذا مذهب أهل السنة، ÙÂمنقال ÙÂيه إنه ÙÂيالنار ÙÂهو منأهل الاعتزال والبدعة لأنه خال٠أهل الØÂÙ‚ منأهل السنة.
Artinya: Ketahuilah bahwasanya para imam imam ahli Sunnah Wal Jama'ah baik dari ahli Kalam dan Ushul mereka telah sepakat atas sesungguhnya orang orang yang mati dan dakwah belum sampai pada mereka. Maka, ia mati dalam keadaan selamat. Dan hal itu dikarenakan bahwasanya kewajiban itu tentu nya ditujukan pada hamba setelah Mathalibatil Haq (sampai dakwah) padanya dengan hukum dari beberapa hukum hukum lewat lisannya rasul. Dan ini tak bisa di gambarkan pada fitrah sebelum datangnya rasul sehingga tidak ada wajib dan siksa. Jadi, barang siapa yang mati dalam fatrah dan zaman jahiliyyah sebelum keutusan kenabian Muhammad baik dengan petunjuk dan hujjah ketuhanan. Maka, ia mati dalam keadaan selamat. Inilah Madzhab Ahli Sunnah. Maka, barang siapa yang berkata dizaman itu ia ada dalam neraka maka ia merupakan orang yang menyimpang dan bid'ah karena ia telah menyelisihi Ahli Haq dari Ahli Sunnah.
[Jawahirul Bihar Min Fadhail Nabi Al Mukhtar: 3/374]
Maka, tidak bisa kita mengeluarkan orang tua nabi dari ahli fatrah yang mana mereka keduanya jelas sekali dimasa hidupnya belum ada rasul dan hidup di zaman jahiliyyah. Jadi, sangat jelas bagi kita bahwasanya kedua merupakan bagian dari penduduk surga sebab kefatrahan mereka berdua.
Al Imam Sulaiman Al Jamal (W 1204 H) mengatakan:
والØÂاصل أنأهل الÙÂترة منأهل الجنة وإنغيروا وبدلوا وعبدوا غير الله، لأنه لم يرسل إليهم رسولاً لأنمنقبلهم منالرسل انتهت رسالته بموته، إذ لم يعلم لأØÂد منالرسل استمرار رسالته بعد الموت إلا نبينا، ÙÂهم غير مكلÙÂينبما ÙŠÙÂعلونولو كانصورة معصية
Artinya: Kesimpulannya adalah bahwasanya ahli fatrah bagian dari penduduk surga meskipun mereka mengubah, mengganti dan menyembah selain Allah. Karena tidak ada rasul yang diutus pada mereka setelah rasul lainnya sampai selesai kerisalahan dengan kematiannya. Karena ketiadaan pengetahuan bagi seorangpun untuk menjalankan risalahnya (para rasul) setelah kematian kecuali nabi kita (Muhammad). Jadi, mereka bukanlah orang mukallaf dengan apa apa yang mereka lakukan meskipun itu berupa gambaran maksiat.
[Al Futuhat Al Ilahiyyah: 6/259]
Al Imam Abdurrahman Al Banani Al Maghribi (W 1198 H) mengataka:
تنبيه : قوله ولا ØÂكم قبل الشرع ظاهره أنه لا ÙÂرق ÙÂيذلك بينالأصول والÙÂروع، ÙÂمنلم تبلغه دعوة نبيلا يجب عليه توØÂيد ولا غيره.
Artinya: Peringatan: ucapannya mushannif dan tidak ada hukum sebelum syariat. Gamblang nya adalah tidak ada perbedaan mengenai hal itu antara Ushul dan furu'. Jadi, barang siapa yang dakwah nabi tak sampai padanya. Maka, bertauhid tak wajib atasnya juga tak wajib selainnya.
[Hasyiah Al Banani: 1/105]
Al Imam Mar'i bin Yusuf Al Hanbali (W 1030 H) mengatakan:
والأصؠأنالمراد ØÂتى نبعث رسولا إليهم، يدعوهم إلى الإيمانبه، والعرب أهل الÙÂترة المذكورونلم يبعث إليهم نبييدعوهم إلى الإيمان، ÙÂكي٠يعذبون؟ ولا يكÙÂيبعثة الأنبياء الذينلم يرسلوا إليهم؛ لأنهم لم يصدر منهم عناد ولا جØÂود، ÙÂلا موجب لعذابهم وعبادتهم للأوثانمع عدم منيكلÙÂهم بتركها لا ÙŠÙÂيدهم العذاب إلا عند منيقول بوجوب الإيمانبالعقل، وقد سبق أنهذا قول ضعي٠لا يعول عليه
Artinya: Dan pendapat yang benar adalah bahwasanya maksudnya adalah sampai kami mengutus rasul pada mereka dan mengajak mereka kepada keimanan padanya. Sedangkan orang arab merupakan ahli fitrah yang telah mereka sebutkan, nabi tak di utus pada mereka untuk mengajak mereka pada keimanan. Lalu bagaimana bisa mereka di siksa? Dan juga tidak cukup hanya mengutus para nabi yang mana mereka belum diutus para rasul untuk mereka. Karena, bahwasanya mereka tak kenal pertentangan dan pengingkaran. Jadi, tak mesti (wajib) untuk mengadzab mereka dan peribadahan mereka pada berhala berhala bersamaan ketiadaan orang orang yang memaksa mereka untuk meninggalkan nya. Sehingga adzab tak berlaku pada mereka terkecuali bagi orang orang yang berpendapat kewajiban iman dengan berakal. Dan sungguh telah berlalu sesungguhnya pendapat ini lemah tak bisa diangkat.
[Bahjatun Naadhirin Wa Ayatu Al Mustadliyyin: 577]
Syaikh Ibnu Taimiyah juga berkomentar soal ahli fitrah ini;
والجمهور منالسل٠والخل٠على أنما كانوا ÙÂيه قبل مجيء الرسول صلى الله عليه وسلم منالشرك والجاهلية شيأ قبيØÂا, وكانشرّا لكنلا يستØÂقونالعذاب إلاّ بعد مجيء الرسول.- إلى أنقال- وعلى هذا عامة السل٠وأكثر المسلمين. وعليه يدل الكتاب والسنة. ÙÂإنÙÂيهما بيانأنّ ما عليه الكÙÂار شرّ وقبيؠوسيء قبل الرسل وإنكاتوا لايستØÂقونالعقوبة
Artinya: dan mayoritas salaf dan khalaf bahwasanya perbuatan dan kebiasaan orang orang sebelum datangnya Rasulullah dari pada syirik dan jahiliyah itu jelek sekali, tetapi tidak berhak diadzab kecuali setelah datangnya Rasulullah. –hingga perkataannya- Ini pendapatnya Ulama salaf dan kebanyakan orang muslim, sesuai dengan al-Quran dn Hadist yang menerangkan bahwa orang kafir itu keji dan buruk sekali walaupun sebelum kedatangan seorang Rasul mereka tidak berhak untuk diadzab.
[Majmu' Fatawa Libni Taimiyah: 11/676]
Kesimpulannya adalah kedua orang tua nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam jelas merupakan bagian dari ahli fitrah yang hidup di jaman jahiliyyah dimana pada masa itu belum ada rasul sehingga segala hukum Islam tidak berlaku kepada mereka. Mereka berdua sudah tiada sebelum nabi Muhammad di angkat menjadi rasul, belum ada hujjah dan dakwah yang sampai pada mereka berdua. Sehingga Abi dalam kalimat nabi diatas bukan tertuju kepada ayah atau kedua orang tua nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Dan kita akan bahas di pertemuan berikutnya.
Dan dipertemuan terakhir kita akan bahas kalimat Abi diatas secara tuntas kemudian utuh pemahamannya sehingga kerancuan selama ini terjawab sekaligus menjawab Syubhat wahhabi.
Semoga bermanfaat.
Selesai
© ID Cyber aswaja.
NB: Dilarang untuk merubah sumber yang telah diterbitkan tanpa adanya izin resmi dari tim ID Cyber aswaja dan penulis tanpa terkecuali.
Sumber FB : ID Cyber Aswaja