Seputar Mandi saat Berpuasa
Seputar Mandi saat Berpuasa
âœÂ︠Abdurrahman Bin Farid Al Mutohhar
Jika mandi saat berpuasa, ternyata ada air yang tidak disengaja masuk ke telinga atau kerongga lain seperti hidung atau mulut sampai tertelan, lalu apakah puasanya dihukumi batal?
Jawaban :
Hukumnya terbagi menjadi dua :
1. Jika mandinya adalah Mandi yang diisyari'atkan, baik itu hukumnya wajib seperti mandi jinabah, mandi karena suci dari haid dan nifas atau hukumnya sunnah seperti mandi jum'at, maka :
- Jika mandinya dengan cara menuangkan air (pakai gayung) : maka tidak membatalkan puasanya jika ada air yang masuk ke telinga atau rongga lain tanpa disengaja
- Jika mandinya dengan cara menyelam : Maka batal puasanya jika ada air yang masuk ke telinga, sekalipun tanpa disengaja
Karena hukum mandi dengan cara menyelam (seperti renang) bagi orang yang berpuasa adalah :
• Jika tidak ada prasangka yang kuat bahwa akan ada air yang masuk ke telinga atau rongga lainnya: maka hukum mandi dengan cara menyelam adalah makruh
• Jika ada prasangka yang kuat bahwa akan ada air yang masuk ke telinga: Maka hukum mandi dengan cara menyelam adalah Haram dan berdosa
Baik hukumnya makruh ataupun haram, tetap dihukumi batal puasanya jika ada yang masuk ke telinga atau rongga lainnya
Namun di dalam kitab Bujairomi Alal Khotib dijelaskan :
Jika ada air yang masuk ke telinga dengan cara menyelam disaat mandi yang disyariatkan :
Maka dihukumi batal jika ada prasangka yang kuat bahwa akan ada air yang masuk ke telinga,
Jika tidak ada prasangka seperti itu, dan ternyata kemasukan air tanpa disengaja, maka puasanya tidak batal
Catatan: Jika hanya bisa mandi yang disyariatkan dengan cara menyelam, Seperti air mati dan didapati hanya ada kolam saja, tidak memungkinkan untuk mandi dengan cara menuang, maka jika mandi dengan cara menyelam kemudian ada air yang tidak disengaja masuk kedalam telinga maka tidak membatalkan puasanya
2. Jika mandinya adalah mandi yang tidak diisyari'atkan seperti mandi untuk menyegarkan badan, atau untuk membersihkan badan:
Maka puasanya batal jika ada air yang masuk ke telinga atau ke rongga lainnya walaupun tidak disengaja, baik mandinya dengan cara menuang pakai gayung ataupun dengan cara menyelam hukumnya tetap batal
Solusi untuk yang ingin mandi biasa:
Jika hendak mandi karena ingin menyegarkan badan misalnya, maka mandinya bisa dibasuh dari leher kebawah, bagian kepala jangan dibasuh karena takut ada air yang masuk ke telinga atau tertelan dimulut, yang bisa membatalkan puasa walaupun tidak disengaja
Atau bisa ditunda mandinya diwaktu maghrib setelah berbuka, lebih Aman
Referensi :
ØÂاشية الشروانيمع التØÂÙÂØ© ٤٠٦/Ù£
ÙˆÙŽÙ…ÙÂثْل٠ذَلÙÂÙƒÙŽ سَبْق٠الْمَاء٠ÙÂÙÂيغÙÂسْل٠تَبَرّÙÂد٠أَوْ تَنَظّÙÂÙÂ٠وَكَذَا دÙÂØ®ÙÂول٠جَوْÙÂ٠مÙÂنْغَمÙÂس٠مÙÂنْ Ù†ÙŽØÂْو٠ÙÂÙŽÙ…ÙÂه٠أَوْ أَنْÙÂÙÂه٠لÙÂكَرَاهَة٠الْغَمْس٠ÙÂÙÂيه٠كَالْمÙÂبَالَغَة٠وَمَØÂَلّÙÂه٠إنْ لَمْ يَعْتَدْ أَنَّه٠يَسْبÙÂÙ‚ÙÂه٠وَإÙÂلَّا Ø£ÙŽØ«ÙÂÙ…ÙŽ ÙˆÙŽØ£ÙŽÙÂْطَرَ قَطْعًا
(قَوْلÙÂه٠وَكَذَا دÙÂØ®ÙÂولÙÂه٠جَوْÙÂÙŽ Ù…ÙÂنْغَمÙÂس٠إلَخْ) أَيْ وَلَوْ ÙÂÙÂيغÙÂسْل٠وَاجÙÂب٠وَ (قَوْلÙÂه٠مÙÂنْ Ù†ÙŽØÂْو٠ÙÂÙŽÙ…ÙÂه٠إلَخْ) Ù‚ÙÂيَاس٠ذَلÙÂÙƒÙŽ أَوْ Ø£ÙÂذÙÂÙ†ÙÂه٠سم عÙÂبَارَة٠النّÙÂهَايَة٠وَالْمÙÂغْنÙÂيكَمَا قَالَه٠الْأَذْرَعÙÂيّ٠أَنَّه٠لَوْ عÙÂرÙÂÙÂÙŽ Ù…ÙÂنْ عَادَتÙÂه٠أَنَّه٠يَصÙÂل٠الْمَاء٠مÙÂنْه٠إلَى جَوْÙÂÙÂه٠أَوْ دÙÂمَاغÙÂه٠بÙÂالÙÂانْغÙÂمَاس٠وَلَا ÙŠÙÂمْكÙÂÙ†ÙÂه٠التَّØÂَرّÙÂز٠عَنْه٠أَنَّه٠يَØÂْرÙÂم٠الÙÂانْغÙÂمَاس٠وَيÙÂÙÂْطÙÂر٠قَطْعًا نَعَمْ Ù…ÙŽØÂَلّÙÂه٠إذَا تَمَكَّنَ Ù…ÙÂنْ الْغÙÂسْل٠لَا عَلَى تÙÂلْكَ الْØÂَالَة٠وَإÙÂلَّا ÙÂَلَا ÙŠÙÂÙÂْطÙÂر٠ÙÂÙÂيمَا يَظْهَر٠اهـ قَالَ ع Ø´ قَوْلÙÂه٠م ر أَنَّه٠لَوْ عÙÂرÙÂÙÂÙŽ Ù…ÙÂنْ عَادَتÙÂه٠إلَخْ ÙŠÙÂؤْخَذ٠مÙÂنْه٠أَنَّ الْمَدَارَ عَلَى غَلَبَة٠الظَّنّ٠ÙÂÙŽØÂَيْث٠غَلَبَ عَلَى ظَنّÙÂه٠سَبْق٠الْمَاء٠بÙÂالÙÂانْغÙÂمَاس٠أَÙÂْطَرَ بÙÂÙˆÙÂصÙÂول٠الْمَاء٠إلَى جَوْÙÂÙÂه٠وَإÙÂلَّا ÙÂَلَا وَقَضÙÂيَّة٠قَوْلÙÂه٠م ر وَبÙÂØ®ÙÂلَاÙÂ٠سَبْق٠مَاء٠غÙÂسْل٠التَّبَرّÙÂد٠إلَخْ Ø®ÙÂلَاÙÂÙÂÙ‡ÙÂØ› Ù„ÙÂأَنَّ الÙÂانْغÙÂمَاسَ غَيْر٠مَأْمÙÂور٠بÙÂه٠وَيÙÂصَرّÙÂØÂ٠بÙÂه٠قَوْل٠ØÂَجّ وَكَذَا دÙÂØ®ÙÂولÙÂه٠جَوْÙÂÙŽ Ù…ÙÂنْغَمÙÂس٠إلَخْ اهـ.
البجيرميعلى الخطيب ٣٧٩/٢
نَعَمْ إنْ بَالَغَ Ù„ÙÂØ¥ÙÂزَالَة٠نَجَاسَة٠ÙÂÙŽÙ…ÙÂه٠ÙÂَلَا يَضÙÂرّ٠سَبْق٠الْمَاء٠ØÂÙÂينَئÙÂذÙÂØŒ وَأَمَّا سَبْق٠مَاء٠غÙÂسْل٠مَطْلÙÂوب٠بÙÂالÙÂانْغÙÂمَاس٠ÙÂÙŽØ¥ÙÂنْ اعْتَادَه٠أَيْ السَّبْقَ ضَرَّ ÙˆÙŽØ¥ÙÂلَّا ÙÂَلَا Ù‚ Ù„.
Sumber FB Ustadz : Amang Muthohar