Menjual Kulit Hewan Kurban
MENJUAL KULIT HEWAN KURBAN
A, Deskripsi Masalah
Menjelang hari raya idul adha banyak umat islam yang berkecukupan berniat menunaikan ibadah kurban yang sangat dianjurkan oleh syariat islam, dalam pelaksanaan ibadah kurban mulai penyembelihan sampai distribusi daging, kulit hingga semua bagian hewan kurban umat islam di indonesia ada yang memilih melaksanakannya sendiri namun tidak sedikit juga yang memasrahkannya kepada panitia kurban di masjid terdekat.
Akan tetapi tidak semua kalangan memahami tata cara distribusi bagian hewan kurban menurut aturan syariat fiqih yang benar, acapkali dijumpai di masyarakat pembagian hewan kurban dilakukan menurut adat turun temurun tanpa merujuk kepada pendapat ulama’, seperti ditemui di sebagian desa panita kurban menjual kulit hewan kurban dengan alasan tidak ada yang mau menerima dan memanfaatkan sehingga kulit tersebut dijual dan uangnya dimasukkan kas masjid.
B. Pertanyaan:
1. Apa hukum menjual kulit hewan kurban ?
Jawaban:
1. Dalam hukum menjual kulit hewan kurban ini ada dua sisi yang perlu dipahami yaitu sisi mudhohi (pekurban) dan penerima kurban dalam hal ini panitia kurban atau selainnya, bagi mudhohi mutlak tidak boleh menjual kulit kurban dengan alasan apapun.
Adapun bagi penerima kurban maka diperinci sebagai berikut :
a. Penerima kurban seorang fakir miskin (yang berhak menerima zakat) maka boleh hukumnya menjual kulit kurban
b. Penerima kurban selain fakir miskin maka tidak boleh hukumnya menjual kulit kurban.
Oleh karena itu panitia kurban boleh menjual kulit kurban dengan dua syarat: pertama, mudhohi telah iqrar menyerahkan bagian tersebut kepada panitia dan kedua panitia kurban yang menerima adalah fakir miskin.
Al Mustadrak Ala Shohihain lil Hakim, Dar Kutub Al Ilmiyyah, Juz 2 Hal 422:
عَنْ عَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَيَّاش٠الْمÙÂصْرÙÂيّÙÂØŒ عَنْ عَبْد٠الرَّØÂْمَن٠الْأَعْرَجÙÂØŒ عَنْ أَبÙÂيهÙÂرَيْرَةَ رَضÙÂÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْه٠قَالَ: قَالَ رَسÙÂول٠اللَّه٠صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ: «مَنْ بَاعَ جÙÂلْدَ Ø£ÙÂضْØÂÙÂيَّتÙÂه٠ÙÂَلَا Ø£ÙÂضْØÂÙÂيَّةَ لَهٻ هَذَا ØÂَدÙÂيثٌ صَØÂÙÂÙŠØÂÙŒ Ù…ÙÂثْل٠الْأَوَّل٠وَلَمْ ÙŠÙÂخْرÙÂجَاه٠"
Hasyiyah I’anatu Tholibin, Dar fikr, Juz 2 Hal 379:
(قوله: لا تمليكهم) أيلا يجوز تمليك الأغنياء منها شيئا. ومØÂله: إنكانملكهم ذلك ليتصرÙÂوا ÙÂيه بالبيع ونØÂوه كأنقال لهم: ملكتكم هذا لتتصرÙÂوا ÙÂيبما شئتم أما إذا ملكهم إياه لا لذلك بل للأكل ÙˆØÂده ÙÂيجوز، ويكونهديه لهم وهم يتصرÙÂونÙÂيه بنØÂÙˆ أكل وتصدق وضياÙÂØ© لغنيأو ÙÂقير لا ببيع وهبة وهذا بخلا٠الÙÂقراء، ÙÂيجوز تمليكهم اللØÂÙ… ليتصرÙÂوا ÙÂيه بما شاؤا ببيع أو غيره.
ÙˆÙÂيع Ø´ ما نصه: لم يبينوا المراد بالغنيهنا، وجوز Ù… ر أنه منتØÂرم عليه الزكاة، والÙÂقير هنا منتØÂÙ„ له الزكاة.
Hasyiyah Al Bujairomi Ala Syarh Minhaj, Al Halabi, Juz 4 Hal 298:
وَالْÙÂÙŽÙ‚ÙÂير٠هÙÂنَا مَنْ تَØÂÙÂلّ٠لَه٠الزَّكَاةÙÂØŒ وَجَوَّزَ طب أَنَّ الْغَنÙÂيَّ مَنْ يَقْدÙÂر٠عَلَى الْأÙÂضْØÂÙÂيَّةÙÂØŒ ÙˆÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ مَنْ يَمْلÙÂك٠ثَمَنَهَا ÙÂَاضÙÂلًا عَمَّا ÙŠÙÂعْتَبَر٠ÙÂَضْل٠الْÙÂÙÂطْرَة٠عَنْه٠ÙÂَلْيÙÂØÂَرَّرْ سم.
Bughyatul Mustarsidin, Dar Fikr, Hal 549:
وللÙÂقير التصر٠ÙÂيالمأخوذ ولو بنØÂÙˆ بيع المسلم لملكه ما يعطاه ØŒ بخلا٠الغنيÙÂليس له Ù†ØÂÙˆ البيع بل له التصر٠ÙÂيالمهديله بنØÂÙˆ أكل وتصدق وضياÙÂØ© ولو لغني، لأنغايته أنه كالمضØÂينÙÂسه ØŒ قاله ÙÂيالتØÂÙÂØ© والنهاية ØŒ وجوّز (Ù… ر) أنيكونالمراد بالغنيمنتØÂرم عليه الزكاة
Sumber FB : Lembaga Bahtsul Masail NU Gresik