Zikir Nasyid
Zikir Nasyid
Karena kaum Muslimin Banjar adalah pengamal tarekat tentu ditemukan salah satu bentuk zikir dalam bentuk nasyid, begitu saya mendengar istilahnya. Zikir ini biasa dilantunkan menjelang haul, baik saat haul Muallim KH Jahri kemarin, atau haul Tuan Guru Sekumpul Martapura yang dihadiri oleh para Habaib dan sebagainya.
Di tarekat Naqsyabandiyah Qadiriyah juga ditemukan saat lantunan pembacaan Manaqib, misalnya. Atau zikir yang dipimpin oleh Sayid Muhammad Al-Maliki, juga beberapa aliran Shufi lainnya di berbagai negara.
Dalam zikir nasyid tersebut ada beberapa hal yang perlu dijelaskan satu persatu:
- Melantunkan Syair
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berdoa dengan syair:
وَالله٠لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا • وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا
"Demi Allah, tanpa Mu kami tidak mendapat hidayah, tidak dapat bersedekah dan salat.
ÙÂَأَنْزÙÂلَنْ سَكÙÂينَةً عَلَيْنَا • Ø¥ÙÂنَّ الأÙÂÙ„ÙŽÙ‰ قَدْ أَبَوْا عَلَيْنَا
"Maka turunkan ketenangan untuk kami. Karena mereka sungguh menolak kepada kami"
Dalam riwayat tersebut terdapat redaksi:
وَيَرْÙÂَع٠بÙÂهَا صَوْتَهÙÂ
Rasulullah mengeraskan suaranya dengan bacaan tersebut (HR Bukhari 2837 dan Muslim 4771)
Di hadis lain saat para Sahabat bersyair:
Ù†ÙŽØÂْن٠الَّذÙÂينَ بَايَعÙÂوا Ù…ÙÂØÂَمَّدًا • عَلَى الإÙÂسْلاَم٠مَا بَقÙÂينَا أَبَدًا
Kami adalah orang-orang yang berbaiat kepada Muhammad, berpegang pada Islam selama kami hidup selamanya"
Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa syair yang bersajak:
اللَّهÙÂمَّ Ø¥ÙÂنَّ الْخَيْرَ خَيْر٠الآخÙÂرَهْ • ÙÂَاغْÙÂÙÂرْ Ù„ÙÂلأَنْصَار٠وَالْمÙÂهَاجÙÂرَهْ
"Ya Allah. Sungguh hakikat kebaikan adalah kebaikan di akhirat. Maka ampunilah Sahabat Anshar dan Muhajirin" (HR al-Bukhari No 2835 dan Muslim No 4777)
- Zikir Yang Dilagukan
Kalau bersyair boleh bahkan dilakukan oleh Nabi, lalu bagaimana jika syair tersebut diisi dengan zikir? Ulama Al-Azhar, Syekh Sulaiman Al-Jamal mengutip dari Hujjatul Islam:
قَالَ الْغَزَالÙÂيّ٠الْغÙÂنَاء٠إنْ Ù‚ÙÂصÙÂدَ بÙÂه٠تَرْوÙÂÙŠØÂ٠الْقَلْب٠لÙÂÙŠÙÂقَوّÙÂÙŠÙŽ عَلَى الطَّاعَة٠ÙÂÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ طَاعَةٌ أَوْ عَلَى الْمَعْصÙÂيَة٠ÙÂÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ مَعْصÙÂيَةٌ أَوْ لَمْ ÙŠÙÂقْصَدْ بÙÂه٠شَيْءٌ ÙÂÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ لَهْوٌ مَعْÙÂÙÂوٌّ عَنْه٠ا هـ ؠل
al-Ghazali berkata: “Jika nyanyian ditujukan untuk menguatkan hati dalam ibadah, maka bernilai ibadah. Jika untuk maksiat maka bernilai maksiat. Dan jika tidak ada tujuannya, maka ucapan yang sia-sia yang diampuni†(Hasyiah al-Jamal 23/270)
- Zikir Bersama Dipandu Seorang Imam
قال شَدَّاد٠بْن٠اَوْس٠وَعÙÂبَادَة٠رَضÙÂÙŠÙŽ الله٠عَنْه٠ØÂَاضÙÂرٌ ÙÂَصَدَّقَه٠وَقَالَ قَالَ : بَايَعْنَا رَسÙÂولَ الله٠صلى الله عليه وسلم ØŒ ÙÂَقَالَ : ÙÂÙÂيكÙÂمْ غَرÙÂيبٌ يَعْنÙÂيأَهْلَ الْكÙÂتَاب٠، ÙÂÙŽÙ‚ÙÂلْنَا : لاَ يَا رَسÙÂولَ الله٠، ÙÂَأَمَرَ بÙÂغَلْق٠الْبَاب٠، وَقَالَ : ارْÙÂَعÙÂوا أَيْدÙÂيكÙÂمْ ÙÂÙŽÙ‚ÙÂولÙÂوا : لاَ Ø¥ÙÂÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥ÙÂلاَّ اللَّه٠، ÙÂَرَÙÂَعْنَا أَيْدÙÂيَنَا سَاعَةً
Syaddad bin Aus berkata, dihadiri oleh Ubadah dan ia membenarkannya: “Kaimi berbaiat kepada Nabi, beliau bertanya: “Apakah diantara kalian ada orang asing (ahli kitab)?†kami menjawab: “Tidak ada, wahai Rasulullah.†Kemudian Nabi menyuruh menutup pintu. Nabi bersabda: “Angkat tangan kalian, ucapkanlah La ilaha illa Allah.†Lalu kami mengangkat tangan kami (HR Thabrani, para perawinya dinilai terpercaya. Terdapat perawi bernama Rasyid bin Dawud, dinilai tsiqah oleh Ibnu Main dan Ibnu Hibban. Dan dinilai daif oleh Ad-Daraquthni)
- Gerakan Tubuh
Zikir tersebut ada yang spontan refleks menggerakkan anggota tubuh, juga ada yang bersama-sama. Gerakan diperbolehkan:
وقد استدل الاستاذ الغزاليعلى إباØÂØ© الرقص : برقص الØÂبشة والزنوج ÙÂيالمسجد النبوييوم عيد ØÂيث أقرهم رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم وأباؠلزوجه السيدة عائشة رضيالله عنه أنتتÙÂرج عليهم وهيمستترة به صلى الله عليه Ùˆ سلم وهوكما تعلم لا يثير أيشهوة ÙÂالنوع المباؠمنالرقص هو الذيلا يثير شهوة ÙÂاسدة
Imam al-Ghazali memperbolehkan ‘gerakan tubuh’ dengan gerakan orang Habasyah di masjid Nabi dan membolehkan Aisyah melihatnya. Syaratnya: Tidak ada gerakan yang menimbulkan syahwat dan menimbulkan gairah (al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah 2/42)
Memuji-muji Rasulullah dengan gerakan tubuhpun pernah terjadi dan Nabi membiarkannya:
عَنْ أَنَس٠قَالَ كَانَت٠الْØÂَبَشَة٠يَزْÙÂÙÂÙ†ÙÂونَ بَيْنَ يَدَىْ رَسÙÂول٠اللَّه٠–صلى الله عليه وسلم- وَيَرْقÙÂصÙÂونَ ÙˆÙŽÙŠÙŽÙ‚ÙÂولÙÂونَ Ù…ÙÂØÂَمَّدٌ عَبْدٌ صَالÙÂØÂÙŒ. ÙÂَقَالَ رَسÙÂول٠اللَّه٠–صلى الله عليه وسلم- « مَا ÙŠÙŽÙ‚ÙÂولÙÂونَ ». قَالÙÂوا ÙŠÙŽÙ‚ÙÂولÙÂونَ Ù…ÙÂØÂَمَّدٌ عَبْدٌ صَالÙÂØÂÙŒ (رواه اØÂمد)
Dari Anas, bahwa orang-orang Habasyah (Etyophia) menari di depan Rasulullah dan mereka mengatakan: “Muhammad hamba yang salehâ€Â. Nabi bertanya: “Apa yang mereka katakan?â€Â. Mereka menjawab bahwa orang Habasyah mengatakan: “Muhammad hamba yang salehâ€Â. (HR Ahmad, sanadnya sahih sesuai kriteria Muslim)
Kesimpulan
Pertama, baik zikirnya, syairnya, gerakan tubuhnya, semuanya tidak diharamkan. Maka jika keseluruhan digabung tentu tetap diperbolehkan, seperti yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali:
ﻓﺈﺫا ﻟﻢ ﻳﺤﺮﻡ اﻵﺣﺎﺩ ﻓﻤﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺤﺮﻡ اﻟﻤﺠﻤﻮﻉ
"Jika masing-masing rangkaiannya tidak ada yang haram maka dari mana keseluruhannya bisa haram?" (Ihya', 2/273)
Kedua, para pengamal zikir tetaplah menjalankan zikirnya seperti yang telah diamalkan oleh gurunya. Dituduh apapun, termasuk tudingan gila pun, memang sudah menjadi konsekuensi. Seperti dalam hadis:
ï»Âﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪïºÂï»±: «ﺃﻥ ïºÂﺳﻮﻠاﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ï»Âﺳﻠﻢ - ﻗﺎï»Â: " ﺃﻛﺜﺮï»Âا ﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﻮﻟﻮا: ﻣﺠﻨﻮﻥ» ". ïºÂï»Âاﻩ ﺃﺣﻤﺪ ï»Âﺃﺑﻮ ﻳﻌﻠﻰ، ï»Âﻓﻴﻪ ﺩïºÂاïºÂØŒ ï»Âﻗﺪ ﺿﻌï»â€Ã¯Â»Âª ﺟﻤﺎﻋïºâ€Ã˜Å’ ï»Âï»Âﺛﻘﻪ ï»Âﻴﺮ ï»Âاﺣﺪ، ï»ÂﺑﻘﻴﺆïºÂﺟﺎﻠﺃﺣﺪ ﺇﺳﻨﺎﺩﻱ ﺃﺣﻤﺪ ﺛﻘﺎﺕ.
Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Perbanyak zikir. Hingga mereka mengatakan: "Gila" (HR Ahmad dan Abu Ya'la. Di dalamnya terdapat Darraj, dinilai daif oleh golongan ulama dan dinilai terpercaya oleh lebih dari satu ulama. Perawi lain dalam salah satu sanad Ahmad adalah orang-orang terpercaya)
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin