Puasa dan Hari Raya Ikut Siapa?
Puasa dan Hari Raya Ikut Siapa?
Selama ini saya selalu berpegang teguh pada apa yang diajarkan oleh pesantren tercinta Sidogiri dalam hal puasa dan hari raya yang selalu mengikuti Itsbat pemerintah. Meskipun pesantren Sidogiri mengajarkan ilmu Falak sejak kelas 6 Ibtidaiyah sampai Tsanawiyah pada para santri. Bahkan Sidogiri memiliki tim Falak dan kalender sendiri serta kemarin berhasil menyaksikan hilal.
Dalam sebuah hadits disebutkan
عَنْ أَبÙÙŠ Ù‡ÙØ±ÙŽÙŠÙ’رَةَ، أَنَّ النَّبÙيَّ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ: «الصَّوْم٠يَوْمَ تَصÙومÙونَ، وَالÙÙØ·Ù’ر٠يَوْمَ تÙÙÙ’Ø·ÙØ±Ùونَ، وَالأَضْØÙŽÙ‰ يَوْمَ ØªÙØ¶ÙŽØÙ‘Ùونَ»:
“Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, hari raya Idul Fithri
ditetapkan tatkala mayoritas kalian berhari raya, dan Idul Adha ditetapkan tatkala
mayoritas kalian beridul Adha.†(HR. Tirmidzi no. 697)
Imam Turmudzi sendiri yang meriwayatkan hadits tersebut menjelaskan maksud dari hadits tersebut dengan menjelaskan
" ÙˆÙŽÙَسَّرَ بَعْض٠أَهْل٠العÙلْم٠هَذَا الØÙŽØ¯Ùيثَ، Ùَقَالَ: Ø¥Ùنَّمَا مَعْنَى هَذَا أَنَّ الصَّوْمَ وَالÙÙØ·Ù’رَ مَعَ Ø§Ù„Ø¬ÙŽÙ…ÙŽØ§Ø¹ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽØ¹ÙØ¸Ù’م٠النَّاس٠"
[الترمذي، Ù…ØÙ…د بن عيسى ,سنن الترمذي ت شاكر ,3/71]
"Sebagian ahli ilmu menjelaskan makna hadits adalah puasa dan hari raya bersama dengan mayoritas masyarakat"
Lebih tegas lagi Al-Sindi menegaskan maksud hadits di atas dengan menyatakan
ÙˆÙŽØ§Ù„Ø¸Ù‘ÙŽØ§Ù‡ÙØ±Ù أَنَّ مَعْنَاه٠أَنَّ هَذÙه٠الْأÙÙ…Ùورَ لَيْسَ Ù„ÙلْآØÙŽØ§Ø¯Ù ÙÙيهَا دَخْلٌ وَلَيْسَ Ù„ÙŽÙ‡Ùم٠التَّÙÙŽØ±Ù‘ÙØ¯Ù ÙÙيهَا بَل٠الْأَمْر٠ÙÙيهَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الْإÙÙ…ÙŽØ§Ù…Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¬ÙŽÙ…ÙŽØ§Ø¹ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽÙŠÙŽØ¬ÙØ¨Ù عَلَى الْآØÙŽØ§Ø¯Ù Ø§ØªÙ‘ÙØ¨ÙŽØ§Ø¹ÙÙ‡Ùمْ Ù„ÙلْإÙمَام٠وَالْجَمَاعَة٠وَعَلَى هَذَا ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ رَأَى Ø£ÙŽØÙŽØ¯ÙŒ الْهÙلَالَ وَرَدَّ الْإÙمَام٠شَهَادَتَه٠يَنْبَغÙÙŠ أَنْ لَا ÙŠÙŽØ«Ù’Ø¨ÙØªÙŽ ÙÙÙŠ ØÙŽÙ‚Ù‘Ùه٠شَيْءٌ Ù…Ùنْ هَذÙه٠الْأÙÙ…ÙÙˆØ±Ù ÙˆÙŽÙŠÙŽØ¬ÙØ¨Ù عَلَيْه٠أَنْ يَتْبَعَ الْجَمَاعَةَ ÙÙÙŠ ذَلÙÙƒÙŽ
[السندي، Ù…ØÙ…د بن عبد الهادي، ØØ§Ø´ÙŠØ© السندي على سنن ابن ماجه، Ù¥Ù Ù©/Ù¡]
“Secara dzahir hadis di atas menunjukkan bahwa individu tidak memiliki bagian dalam penetapan puasa dan hari raya. Bahkan urusan tersebut ada pada imam dan jama’ah. Setiap individu waji mengikuti imam dan mayoritas. Oleh karena itu ketika seseorang melihat hilal dan imam menolak persaksiannya, maka dia seharusnya tidak menetapkan untuk diri sendiri akan tetapi tetap mengikuti mayoritas masyarakat†(Hasyiah al-Sindi, 1, 509)
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin
5 Juli 2022 pada 08.35 ·