Siapa Yang Bilang Begitu? Siapa Yang Menafikan Istiwa?

Siapa Yang Bilang Begitu? Siapa Yang Menafikan Istiwa'?
Ada perkataan yang dibahas panjang lebar oleh Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi, gurunya Syaikh Bin Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin. Dia membuat muqaddimah panjang dan uraian yang juga panjang tentang betapa salah dan bodohnya perkataan tersebut. Perkataan tersebut adalah:
لو كان مستوياً على العرش لكان مشابهاً للØÙˆØ§Ø¯Ø« لكنه غير مشابه للØÙˆØ§Ø¯Ø« ينتج Ùهو غير مستو٠على العرش
"Seandainya Allah beristiwa' atas Arasy, maka Ia akan serupa dengan makhluk. Tetapi karena Allah tidak serupa dengan makhluk, maka kesimpulannya adalah Allah tidak beristiwa' atas Arasy".
Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi dalam bukunya yang berjudul al-Asma' Wash-Shifat Naqlan Wa Aqlan berulang kali menyebut pernyataan di atas sebagai perkataan ulama ahli kalam (mutakallimin) atau orang yang belajar ilmu kalam dan manthiq yang menafikan istiwa'-Nya Allah yang jelas-jelas disebutkan dalam banyak ayat. Misalnya di salah satu halaman dia berkata:
ثم بعد هذا Ø§Ù„Ø¨ØØ« الذي ذكرنا Ù†ØØ¨ أن نذكر كلمة قصيرة لجماعة قرءوا ÙÙŠ المنطق والكلام وظنوا Ù†ÙÙŠ بعض Ø§Ù„ØµÙØ§Øª من أدلة كلامية كالذي يقول مثلاً: لو كان مستوياً على العرش لكان مشابهاً للØÙˆØ§Ø¯Ø« لكنه غير مشابه للØÙˆØ§Ø¯Ø« ينتج Ùهو غير مستو٠على العرش هذه النتيجة الباطلة
.....
وإيضاØÙ‡ أن نقول: قولكم لو كان مستوياً على العرش لكان مشابهاً للØÙˆØ§Ø¯Ø« هذا الربط بين لو واللام كاذب كاذب كاذب هو مستو٠على عرشه
Di halaman lain, dia berkata bahwa yang mengatakan demikian adalah ribuan orang yang menggunakan silogisme. Dia berkata:
Ùهذه ØµÙØ© الإستواء تجرأ الآلا٠ممن يدّعون الإسلام وتÙوهاً عن رب السموات والأرض بأدلة منطقية يركبون Ùيها قياساً استثنائياً مركبة من شرطية متصلة لزومية واستثنائية يستثنون Ùيه نقيض التالي ينتجون ÙÙŠ زعمهم الباطل نقيض المقدم بناء على أن Ù†ÙÙŠ اللازم يقتضي Ù†ÙÙŠ الملزوم Ùيقولون مثلاً لو كان مستوياً على عرشه لكان مشابهاً للخلق Ùينتجون، ليس مستوياً على العرش، وعظم هذا Ø§Ù„Ø¥ÙØªØ±Ø§Ø¡ كما ترى
Kesalahan orang yang berkata bahwa Allah tidak beristiwa' itu jelas sekali dan tidak perlu ulasan panjang lebar seperti dilakukan Syaikh Asy-Syinqithi. Cuma pertanyaannya, siapakah yang berkata begitu? Di manakah dia berkata begitu?
Saya tidak bisa menemukan siapa orangnya yang berkata demikian meski konon ada ribuan. Adakah dari para pembaca yang bisa menjawab siapa orangnya? Percuma membahas panjang lebar kesalahan perkataan yang tidak pernah dikatakan seorangpun sekarang. Bila membaca alur penjelasannya, sepertinya dia menyindir Asy'ariyah-Maturudiyah yang nota bene mayoritas ulama. Cuma siapa ulama Asy'ariyah-Maturudiyah yang berkata seperti itu? Saya berharap ada Taymiyun (pengikut Ibnu Taymiyah) yang bisa menjawab pertanyaan ini agar tidak terkesan sebagai fitnah. Masak pembahasan kitab akidah justru didasarkan pada fitnah?
Bila yang dimaksud adalah Jahm bin Shafwan, maka Jahm sudah mati berabad-abad lalu dan ajarannya sudah lama terkubur. Bila mau diklaim bahwa ucapan Jahm tersebut masih dikatakan orang sekarang, apalagi ribuan orang, maka sebutkan siapa saja yang berkata bahwa Allah tidak beristiwa' dan di buku mana dia berkata demikian sehingga dinarasikan dengan "Kalian berkata....". Kalian siapa yang dimaksud? Bila tidak ada yang bisa membuktikan keberadaannya, maka artinya sangat disayangkan pembahasan akidah hanya didasarkan pada statement fitnah.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
Kajian · 23 Juni 2021·
baca juga Siapakah Yang Menafikan Istiwa (bag.2)