Mengislamkan Harus Dengan Cara Perang?
Harlah NU di PCNU Tulungagung pagi tadi diisi dengan seminar dan diskusi. Ada peserta yang bertanya bahwa faktor kelompok tertentu yang menggunakan cara perang untuk menyebarkan Islam berdasarkan hadis:
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ، ﺃﻥ ïºÂﺳﻮﻠاﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ï»Âﺳﻠﻢ ﻗﺎï»Â: «ﺃﻣﺮﺕ ﺃﻥ ﺃﻗﺎﺗﻞ اﻟﻨﺎﺱ ﺣﺘﻰ ﻳﺸﻬﺪï»Âا ﺃﻥ ï»» ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ï»Âﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪا ïºÂﺳﻮﻠاﻟﻠﻪ، ï»Âﻳﻘﻴﻤﻮا اﻟﺼﻼﺓ، ï»Âﻳﺆﺗﻮا اﻟﺰﻛﺎﺓ، ﻓﺈﺫا ﻓﻌﻠﻮا ﺫﻟﻚ ﻋﺼﻤﻮا ﻣﻨﻲ ﺩﻣﺎءﻫﻢ ï»Âﺃﻣﻮاﻟﻬﻢ ﺇﻻ ﺑﺤﻖ اﻹﺳﻼﻡ، ï»Âﺣﺴﺎﺑﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ»
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Aku diperintah untuk menerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan itu maka mereka telah menjaga darah dan harta mereka, kecuali karena hak Islam dan perhitungannya di sisi Allah" (HR Bukhari)
Di masa itu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berhadapan dengan 2 kerajaan besar, Romawi dan Persi. Mereka menggunakan cara-cara perang. Maka hadis seperti ini tepat digunakan menghadapi orang-orang yang mengangkat senjata.
Tapi ada hadis lain yang memerintahkan berdakwah tidak dengan perang dan tanpa senjata, tapi bertahap:
قال اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ : ﻟﻤﺎ ﺑﻌﺚ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ï»Âﺳﻠﻢ ﻣﻌﺎﺫ ﺑﻦ ﺟﺒﻞ ﺇﻟﻰ ﻧﺤﻮ ﺃﻫﻞ اﻟﻴﻤﻦ ﻗﺎﻠﻟﻪ: «ﺇﻧﻚ ﺗﻘﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﻜﺘﺎïºÂØŒ ﻓﻠﻴﻜﻦ ﺃï»Âﻠﻣﺎ ﺗﺪﻋﻮﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻮﺣﺪï»Âا اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﺈﺫا ﻋﺮﻓﻮا ﺫﻟﻚ، ﻓﺄﺧﺒﺮﻫﻢ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﻓﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺧﻤﺲ ﺻﻠﻮاﺕ ﻓﻲ ﻳﻮﻣﻬﻢ ï»Âﻟﻴﻠﺘﻬﻢ، ﻓﺈﺫا ﺻﻠﻮا، ﻓﺄﺧﺒﺮﻫﻢ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ اﻓﺘﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺯﻛﺎﺓ ﻓﻲ ﺃﻣﻮاﻟﻬﻢ، ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻦ ï»Âﻨﻴﻬﻢ ﻓﺘﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻓﻘﻴﺮﻫﻢ»
Ibnu Abbas berkata ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam mengutus Muaz bin Jabal ke Yaman maka Nabi bersabda: "Kamu mendatangi ahli kitab. Ajaklah mereka untuk mengesakan Allah, jika sudah mengakui maka kabarkan kepada mereka kewajiban salat 5 waktu sehari semalam. Jika mereka sudah salat maka kabarkan kepada mereka kewajiban zakat yang dipungut dari orang kaya dan diberikan kepada fakir miskin" (HR Bukhari)
Hadis kedua inilah yang digunakan oleh Walisongo dalam menyebarkan Islam di negeri ini dan diteruskan oleh para kiai NU.
Sumber FB : Ma'ruf Khozin
Kajian · 7 Maret 2021 pada 18.43 ·