Jenazah Wanita Dimandikan Oleh Selain Mahram
Jenazah Wanita Dimandikan Oleh Selain Mahram
Semestinya jenazah Covid-19 ini, karena dikuwatirkan menularkan virus, disucikan dengan cara ditayamumkan:
(ﻗﻮﻟﻪ ﺃﻠﺧﻴﻒ ﺇﻟﺦ) ﻋﻄﻒ ﻋﻠﻰ ﺗﻬﺮﻯ ﺃﻱ ï»Âﻟﻮ ï»Âﺴﻞ ﺗﻬﺮﻯ اﻟﻤﻴﺖ ﺃﻠﺧﻴﻒ ﻋﻠﻰ اﻟï»Âﺎﺳﻞ ﻣﻦ ﺳﺮاﻳﺆاﻟﺴﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺮﺩﻱ
"Jika ada jenazah saat dimandikan tubuhnya akan mengelupas atau dikuwatirkan menularnya racun kepada orang yang memandikan, maka jenazah tersebut ditayamumi" (Syekh Ibnu Hajar, Tuhfah Al Muhtaj 3/184)
Tetapi masyarakat kita menganggap tayamum ini seolah tidak sesuai syar'i, maka meminta jenazah keluarganya untuk dimandikan. Memandikan jenazah terpapar Covid-19 ini beresiko, sebab minimnya tenaga wanita apalagi dari medis sangat kesulitan menemukan.
Di lingkungan Rumah Sakit Umum sudah berlaku memandikan jenazah dengan perlengkapan yang memadai. Saya pernah memberi pelatihan pemulasaraan jenazah bersama dr. Edi Suyanto SpF dari Forensik dr. Soetomo, Surabaya, ketika menangani jenazah tertular HIV, korban tabrakan, korban kebakaran dan sebagainya, SOP nya memang dimandikan dengan peralatan lengkap, seperti kaporit, sekujur tubuh ditutupi hazmat dan sebagainya.
Saya pernah bilang ke dr. Edi bahwa secara fikih jenazah semacam ini dilakukan tayamum. Tapi beliau tetap mengikuti aturan yang berlaku.
Bagaimana dengan jenazah wanita yang tidak ada tenaga medis wanita, kerabat wanita atau mahramnya? Penjelasan Fikih 4 Mazhab semua menyepakati bahwa jenazah perempuan ini tidak dimandikan, tapi ditayamumi. Berikut ulasannya yang saya rangkum dari Fatawa Al-Azhar 8/187:
ﺟﺎء ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺠ" اﻟï»â€Ã¯Â»ËœÃ¯Â»Âª ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺬاﻫﺠاﻷïºÂﺑﻌﺆ" ﻗﺎﻠاﻟﻤﺎﻟﻜﻴïºâ€: ﺇﺫا ﻣﺎﺗﺖ اﻟﻤﺮﺃﺓ ï»Âﻟﻴﺲ ﻣﻌﻬﺎ ﺯï»Âﺟﻬﺎ ï»Âï»» ﺃﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻬﺎ ﻣﺤﺮﻡ ﻟﻬﺎ ï»Âﺴﻠﻬﺎ ï»Âﺟﻮﺑﺎ، ï»Âﻟﻒ ﻋﻠﻰ ﻳﺪﻳﻪ ﺧﺮﻗﺆï»ÂﻠﻴﻈﺆﻣﻊﺳﺘﺎïºÂﺓ ﺑﻴﻨﻪ ï»Âﺑﻴﻨﻬﺎ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻮﺟﺪ ﻣﺤﺮﻡ ﻳﻤﻤﻬﺎ ï»Âاﺣﺪ ﻟﻜﻮﻋﻴﻬﺎ ﻓﻘﻂ.
ï»Âﻗﺎﻠاﻟﺤﻨï»â€Ã¯Â»Â´Ã¯Âºâ€: ﺇﺫا ﻣﺎﺗﺖ اﻟﻤﺮﺃﺓ ï»Âﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻫﻨﺎﻙ ﻧﺴﺎء ﻳﻤﻤﻬﺎ اﻟﻤﺤﺮﻡ. ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺮﻓﻖ، ï»Âﻳﻤﻤﻬﺎ اﻷﺟﻨﺒﻰ ﻣﻊï»Âﺿﻊﺧﺮﻗﺆﻋﻠﻰ ﻳﺪﻩ ï»Âï»Âﺾ ﺑﺼﺮﻩ
ï»Âﻗﺎﻠاﻟﺸﺎﻓﻌﻴïºâ€: ﺇﺫا ﻣﺎﺗﺖ ﺑﻴﻦ ïºÂﺟﺎﻠﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﻢ ﺯï»Âﺠï»Âï»» ﻣﺤﺮﻡ ﻳﻤﻤﻬﺎ اﻷﺟﻨﺒﻰ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺮﻓﻘﻴﻦ، ﻣﻊï»Âﺾ اﻟﺒﺼﺮ ï»Âﻋﺪﻡ اﻟﻠﻤﺲ
ï»Âﻗﺎﻠاﻟﺤﻨﺎﺑﻠïºâ€: ﺇﺫا ﻣﺎﺗﺖ اﻟﻤﺮﺃﺓ ï»Âﻟﻢ ﻳﻮﺟﺪ ﺯï»Âﺠﻳﻤﻤﻬﺎ اﻟﻤﺤﺮﻡ، ï»Âﺇﻻ ﻳﻤﻤﻬﺎ اﻷﺟﻨﺒﻰ ﺑﺤﺎﺋﻞ
Tetapi kembali ke persoalan di atas, keluarga tetap meminta dimandikan dan tidak ditayamumi, ketika medis dari forensik melakukan SOP malah dianggap menista agama? Keempat pria petugas forensik ini hanya menjalankan tugas, bukan menista agama. Semestinya yang dibenahi adalah SOP penanganan jenazah dengan kelainan seperti terinfeksi virus, atau jenazah wanita yang tidak ada mahramnya, cara mensucikannya adalah dengan tayamum, bukan dimandikan. Dan ketika cara ini diterapkan saya yakin para tenaga medis di forensik lebih ringan tugasnya. Lagi-lagi kembali ke depan, masyarakat sudah faham apa tidak bahwa tayamum juga bagian dari cara syar'i dalam perawatan jenazah?
baca juga kajian tentang muslimah berikut :
- Wanita Haid Tetap Puasa?
- Darah Wanita Perspektif Syariat dan Medis
- Melihat Foto Wanita yang Mengumbar Aurat
- Aurat Perempuan Yang Berlaku di Indonesia
- Melihat Foto Biasa Kok Syahwat?
Sumber FB : Ma'ruf Khozin
Kajian · 24 Februari 2021 pukul 07.58 ·