Puasa Rajab Menurut 4 Mazhab
Puasa Rajab Menurut 4 Mazhab
Tidak ada keraguan Rajab sebagai salah satu bulan-bulan mulia, Asyhur Al-Hurum, karena dijelaskan dalam hadis-hadis sahih. Dari Abu Bakrah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
Ø¥ÙÂنَّ الزَّمَانَ قَد٠اسْتَدَارَ كَهَيْئَتÙÂه٠يَوْمَ خَلَقَ اللَّه٠السَّمَوَات٠وَالأَرْضَ السَّنَة٠اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا Ù…ÙÂنْهَا أَرْبَعَةٌ ØÂÙÂرÙÂÙ…ÙŒ ثَلاَثَةٌ Ù…ÙÂتَوَالÙÂيَاتٌ ذÙÂÙˆ الْقَعْدَة٠وَذÙÂÙˆ الْØÂÙÂجَّة٠وَالْمÙÂØÂَرَّم٠وَرَجَبٌ شَهْر٠مÙÂضَرَ الَّذÙÂÙ‰ بَيْنَ جÙÂمَادَى وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya masa berputar seperti keadaan Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Diantaranya ada 4 bulan yang mulia. 3 bulan mulia secara berurutan yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan RAJAB bulan kabilah Mudlar yang terletak antara Jumada dan Sya’ban†(HR al-Bukhari dan Muslim)
Puasa Rajab
Hadis yang berkaitan dengan puasa di bulan-bulan mulia, Asyhur Al-Hurum, dinilai dhaif oleh para ulama. Imam Nawawi berkata:
وَلَمْ يَثْبÙÂت ÙÂÙÂيصَوْم رَجَب نَهْيٌ وَلَا نَدْبٌ Ù„ÙÂعَيْنÙÂه٠، ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙÂنَّ أَصْلَ الصَّوْم٠مَنْدÙÂوبٌ Ø¥ÙÂلَيْه٠، ÙˆÙŽÙÂÙÂيسÙÂنَنأَبÙÂيدَاوÙÂدَ أَنَّ رَسÙÂول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْه٠وَسَلَّمَ نَدَبَ Ø¥ÙÂÙ„ÙŽÙ‰ الصَّوْم Ù…ÙÂنْ الْأَشْهÙÂر الْØÂÙÂرÙÂÙ… ØŒ وَرَجَب Ø£ÙŽØÂَدهَا . وَاَللَّه٠أَعْلَم٠. (شرؠالنوويعلى مسلم - ج 4 / ص 167)
“Tidak ada anjuran secara khusus untuk puasa di bulan tersebut. Tetapi Rajab sama dengan bulan yang lainnya. Namun sebenarnya hakikat puasa adalah sunah. Di dalam Sunan Abi Dawud dijelaskan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan puasa di bulan-bulan Haram (Bulan Mulia), dan Rajab adalah salah satunya" (Syarah Muslim, 4/167)
Walaupun demikian, 4 Mazhab Ahlissunah wal Jamaah tetap menganjurkan puasa di bulan Rajab:
• Mazhab Hanafi
Ù„ÙÂأَنَّ صَوْمَ رَجَبَ كَانَ مَشْرÙÂوعًا (المبسوط ابو بكر السرخسي- ج 4 / ص 72)
“Puasa Rajab adalah disyariatkan†(Abu Bakar as-Sarakhsi dalam al-Mabsut, 4/7)
• Mazhab Maliki
ÙˆÙŽÙ†ÙÂدÙÂبَ صَوْم٠بَقÙÂيَّة٠الْمÙÂØÂَرَّم٠وَصَوْم٠رَجَب٠وَشَعْبَانَ ÙˆÙŽÙ†ÙÂدÙÂبَ صَوْم٠يَوْم٠النّÙÂصْÙÂ٠مÙÂنْ شَعْبَانَ (ØÂاشية الصاويعلى الشرؠالصغير – ج 3 / ص 251)
“Disunahkan puasa di bulan-bulan mulia, puasa bulan Rajab, Sya’ban dan puasa di pertengahan Sya’ban†(Syaikh ash-Shawi dalam Syarah ash-Shaghir 3/251)
• Mazhab Syafi'i
Ù‚ÙÂيْلَ: ÙˆÙŽÙ…ÙÂÙ†ÙŽ الْبÙÂدَع٠صَوْم٠رَجَبَ، وَلَيْسَ كَذَلÙÂÙƒÙŽ بَلْ Ù‡ÙÂÙˆÙŽ سÙÂنَّةٌ ÙÂَاضÙÂلَةٌ، كَمَا بَيَّنْتÙÂه٠ÙÂÙÂيالْÙÂَتَاوÙÂيوَبَسَطْت٠الْكَلَامَ عَلَيْه٠(إعانة الطالبين- ج 1 / ص 313)
“Dikatakan bahwa puasa Rajab adalah bid’ah, maka itu tidak benar, bahkan suatu kesunahan yang utama sebagaimana saya terangkan dalam kitab al-Fatawi karya Ibnu Hajar al-Haitami†(Syaikh Abu Bakar ad-Dimyathi dalam Ianatut Thalibin 1/313)
• Mazhab Hambali
قَالَ ÙÂÙÂيالْÙÂÙÂرÙÂوع٠: لَمْ يَذْكÙÂرْ أَكْثَر٠الْأَصْØÂَاب٠اسْتÙÂØÂْبَابَ صَوْم٠رَجَب٠وَشَعْبَانَ . وَاسْتَØÂْسَنَه٠ابْن٠أَبÙÂيمÙÂوسَى ÙÂÙÂيالْإÙÂرْشَاد٠. قَالَ ابْن٠الْجَوْزÙÂيّ٠ÙÂÙÂيكÙÂتَاب٠أَسْبَاب٠الْهÙÂدَايَة٠: ÙŠÙÂسْتَØÂَبّ٠صَوْم٠الْأَشْهÙÂر٠الْØÂÙÂرÙÂم٠وَشَعْبَانَ ÙƒÙÂلّÙÂه٠، ÙˆÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ ظَاهÙÂر٠مَا ذَكَرَه٠الْمَجْد٠ÙÂÙÂيالْأَشْهÙÂر٠الْØÂÙÂرÙÂم٠(الإنصا٠عليبنسليمانالمرداوي- ج 5 / ص 500)
“Ibnu Muflih berkata dalam kitab al-Furu’: Kebanyakan ulama Hanbali tidak menyebutkan kesunahan puasa bulan Rajab dan Sya’ban. Sedangkan Syaikh Ibnu Abi Musa dalam kitabnya al-Irsyad menilainya sebagai sesuatu yang bagus. Ibnu al-Jauzi berkata dalam kitab Asbab al-Hidayah: Dianjurkan berpuasa di bulan-bulan mulia dan bulan Sya’ban keseluruhannya. Ini adalah pendapat yang disebutkan oleh al-Majdu tentang bulan-bulan mulia.†(Syaikh Ali bin Sulaiman al-Marwadi dalam al-Inshaf 5/500)
Baca juga kajian ulama tentang mazhab berikut :
- Semua Akan Bermadzab Pada Waktunya
- Madzhab dan Persatuan Umat
- Pasang Surut Mazhab
- Antara Tafliq, Tak Bermazhab dan Awam.
- Pindah Mazhab, Buat Apa?
Sumber FB : Ma'ruf Khozin
Favorit · 12 Februari 2021 pada 19.54 ·